Harga minyak mentah WTI terkoreksi ke bawah level $61 per barel setelah sempat membukukan kenaikan tiga hari berturut-turut. Penurunan ini terjadi menjelang rilis laporan bulanan dan tahunan dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Badan Energi Internasional (IEA).
OPEC dijadwalkan untuk merilis laporan bulanannya pada hari ini, lalu disusul oleh rilis laporan tahunan dari IEA. Kedua laporan tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai proyeksi harga minyak hingga tahun 2026, terutama di tengah adanya kekhawatiran seputar surplus pasokan.
Sebelumnya, harga minyak sempat menguat setelah sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat terhadap Rusia mulai mengganggu pasar minyak mentah dan produk olahannya. Perusahaan minyak Rusia, Lukoil, bahkan menyatakan keadaan force majeure di salah satu ladang minyaknya di Irak.
Sementara itu, Arab Saudi, Irak, dan Kuwait berencana untuk meningkatkan ekspor minyaknya ke India mulai bulan Desember mendatang, lantaran kilang-kilang di negara tersebut tengah mencari alternatif pasokan selain dari Rusia.
Sentimen positif juga muncul dari meningkatnya optimisme bahwa shutdown di AS akan segera berakhir, dan kondisi ini diharapkan dapat mendongkrak permintaan minyak di pasar global.
