BerandaAkademiCommodity Channel Index (CCI)

Commodity Channel Index (CCI)

Commodity Channel Index, atau sering disingkat CCI, adalah salah satu indikator teknikal yang cukup populer di kalangan trader. Indikator ini pertama kali diperkenalkan oleh Donald Lambert pada Oktober 1980. Awalnya memang dirancang untuk menganalisis harga komoditas, tapi seiring waktu penggunaannya berkembang pesat hingga merambah ke analisis saham dan mata uang.

Yang membuat CCI tetap bertahan sampai sekarang adalah kesederhanaannya. Banyak trader merasa indikator ini mudah dipahami, tapi sekaligus cukup efektif untuk membantu membaca arah pergerakan pasar. Bagi kamu yang baru terjun di dunia trading maupun yang sudah berpengalaman, CCI bisa menjadi alat tambahan yang cukup berguna untuk memperkuat analisis.

Komponen Utama CCI

Saat ditampilkan pada grafik, CCI biasanya terdiri dari tiga bagian utama. Pertama, ada garis CCI itu sendiri yang bergerak naik turun mengikuti harga. Kedua, area yang disebut overbought atau jenuh beli. Ketiga, area oversold atau jenuh jual.

Cara membacanya tidak terlalu sulit. Jika garis CCI bergerak ke atas, artinya pasar sedang menunjukkan tanda-tanda bullish, atau harga cenderung naik. Sebaliknya, ketika garisnya mengarah ke bawah, itu menandakan kondisi bearish atau harga yang turun. Semakin tajam sudut kemiringan garis tersebut, semakin kuat pula tekanan beli atau jual yang sedang berlangsung.

Nah, area overbought dan oversold juga punya peran penting. Saat CCI menembus ke atas level +100, pasar dianggap berada dalam kondisi overbought. Dalam situasi seperti ini, harga dianggap sudah terlalu tinggi sehingga ada kemungkinan besar bakal terjadi penurunan. Sebaliknya, kalau garis CCI jatuh ke bawah level -100, maka pasar dianggap oversold. Artinya harga sudah terlalu rendah, dan ada potensi harga akan berbalik naik.

Contohnya, dalam grafik AUD/USD, ketika harga terlihat bullish tapi garis CCI mulai bergerak turun dari area overbought, itu bisa menjadi sinyal bahwa kekuatan bullish mulai melemah. Sering kali kondisi ini diikuti dengan koreksi harga ke bawah.

Menggunakan CCI sebagai Sinyal Buy dan Sell

Selain untuk mengidentifikasi jenuh beli dan jenuh jual, CCI juga bisa dipakai sebagai alat konfirmasi sinyal buy dan sell. Caranya sederhana.

Sinyal jual muncul ketika garis CCI yang sebelumnya berada di area overbought turun melewati level +100.

Sinyal beli muncul ketika garis CCI naik dari area oversold dan melewati level -100.

Namun, ada satu hal penting yang perlu kamu perhatikan. Sinyal-sinyal ini biasanya lebih akurat jika searah dengan tren utama. Jadi, sinyal sell akan lebih valid jika terjadi saat pasar sedang dalam kondisi downtrend, sementara sinyal buy lebih tepat jika pasar sedang uptrend.

Kalau pun kamu ingin mencoba memanfaatkan sinyal yang melawan arah tren, hasilnya biasanya tidak sekuat ketika kamu trading searah dengan tren yang sedang berlangsung. Karena itu, jangan lupa untuk selalu mengutamakan analisis tren sebelum mengambil keputusan.

Menemukan Divergence dengan CCI

Selain sinyal overbought dan oversold, CCI juga bisa dipakai untuk mendeteksi yang namanya divergence. Divergence terjadi ketika arah pergerakan harga tidak sejalan dengan pergerakan indikator. Biasanya kondisi ini menandakan adanya potensi koreksi harga.

Ada dua jenis divergence yang umum:

Bearish divergence: biasanya muncul ketika harga sedang uptrend. Kalau indikator CCI mulai bergerak turun sementara harga masih naik, itu pertanda bahwa kekuatan bullish melemah. Konfirmasi paling sederhana adalah ketika garis CCI turun menembus level 0. Biasanya setelah ini harga akan mengalami koreksi turun, meskipun jarang sampai menimbulkan tren turun yang panjang. Target pergerakannya biasanya berada pada garis support atau trend line terdekat.

Bullish divergence: terjadi saat pasar sedang downtrend. Jika CCI mulai bergerak naik meski harga masih turun, itu indikasi potensi koreksi ke atas. Konfirmasinya adalah ketika garis CCI berhasil naik melewati level 0. Sama halnya dengan bearish divergence, bullish divergence umumnya hanya memicu koreksi naik, meski kadang bisa juga berkembang menjadi kenaikan yang lebih panjang.

Menggunakan divergence sebagai sinyal entry tentu bisa membantu, tapi tetap harus dilakukan dengan hati-hati. Jangan lupa kombinasikan dengan analisis lain supaya keputusan tradingmu lebih solid.

Signal Forex Akurat
Artikel Sebelumnya

Baca Juga