Dolar Australia diperdagangkan di sekitar level $0.653 di tengah terus menguatnya mata uang Dolar AS, yang dipicu oleh sentimen “Trump Trades”.
Sentimen tersebut didasarkan pada kekhawatiran bahwa kebijakan ekonomi yang akan diterapkan oleh Presiden AS terpilih Donald Trump akan membatasi kemampuan Federal Reserve untuk menurunkan suku bunganya.
Aussie juga tertekan oleh turunnya harga bijih besi, tembaga, emas, dan minyak, mengingat Australia berstatus sebagai negara pengekspor komoditas.
Dari sisi data ekonomi, tingkat pertumbuhan upah di Australia pada Q3 2024 dilaporkan melambat ke level terendah dua tahun yaitu 3.5%, dan lebih rendah dari perkiraan yaitu 3.6%.
Data lainnya mengungkapkan bahwa tingkat kepercayaan konsumen melonjak ke level tertinggi dua setengah tahun, ditopang oleh meredanya kekhawatiran seputar kenaikan suku bunga.
Saat ini, para investor memperkirakan Reserve Bank of Australia (RBA) tidak akan terburu-buru untuk menurunkan suku bunganya. Sebaliknya, mereka memperkirakan RBA baru akan mulai menurunkan suku bunga pada pertengahan tahun 2025.
