Dolar Australia diperdagangkan di sekitar level $0.665 setelah Reserve Bank of Australia (RBA) memberikan pernyataan yang cenderung hawkish dan adanya optimisme bahwa China akan mengucurkan stimulus tambahan.
Sementara itu, pada perdagangan hari Rabu (6 November) lalu, menguatnya mata uang Dolar AS membuat Aussie anjlok ke posisi terendah tiga bulan di tengah adanya ekspektasi bahwa kebijakan Trump akan membuat Federal Reserve tidak akan menurunkan suku bunganya lebih lanjut, ditambah adanya kekhawatiran bahwa tarif impor yang lebih tinggi akan berdampak negatif terhadap ekonomi China.
Meskipun demikian, Aussie kemudian rebound setelah RBA memutuskan untuk mempertahankan kebijakan moneter yang cenderung ketat.
RBA juga menekankan adanya ketidakpastian seputar dampak dari kemenangan Trump terhadap ekonomi Australia, dan mengatakan pihaknya akan memantau respon China atas kemenangan Trump.
Di tengah kekhawatiran tersebut, para investor memperkirakan China akan mengucurkan stimulus tambahan guna mengimbangi ancaman tarif yang lebih tinggi di bawah pemerintahan Trump.