Harga emas kembali menguat ke sekitar level $4080 per troy ons setelah sempat melemah dua hari berturut-turut. Kenaikan ini terjadi menjelang rilis serangkaian data ekonomi Amerika Serikat yang sempat tertunda.
Data Non-Farm Payrolls bulan September yang akan dirilis pada hari Kamis (20 Oktober) akan menjadi fokus utama para investor, lantaran dianggap penting dalam menggambarkan kondisi pasar tenaga kerja AS serta arah kebijakan moneter Federal Reserve. Peluang The Fed menurunkan suku bunganya pada bulan Desember cenderung mengalami penurunan menjadi 46%, terlebih setelah sejumlah pejabat The Fed memberikan pernyataan terbaru yang cenderung hawkish.
Sepanjang perdagangan tahun ini, harga emas telah melonjak sekitar 55%. Lonjakan harga emas dipicu oleh masifnya aksi beli yang dilakukan oleh bank sentral serta tingginya permintaan dari investor di tengah meningkatnya risiko fiskal dan geopolitik.


