Harga minyak mentah WTI naik ke sekitar level $73 per barel pasca munculnya laporan bahwa AS kembali melancarkan serangan terhadap Houthi di Yaman, sehingga memicu kekhawatiran bahwa konflik di Timur Tengah akan meluas sekaligus mengganggu pasokan minyak.
Di tengah konflik yang masih terus berkecamuk, beberapa kapal tanker memutuskan untuk menghindari Laut Merah dan Terusan Suez, dan mengambil rute alternatif yang lebih jauh sekaligus meningkatkan biaya pengiriman.
Di AS, kondisi cuaca dingin yang ekstrim membuat produksi minyak di North Dakota – negara bagian yang merupakan penghasil minyak terbesar, turun 650,000 hingga 700,000 barel per hari.
Dari sisi permintaan, OPEC memperkirakan permintaan minyak global pada tahun 2025 akan meningkat sebesar 1.85 juta barel menjadi 106.21 juta barel per hari.
Ke depan, fokus para pelaku pasar akan tertuju pada rilis data persediaan minyak mentah AS untuk mencari petunjuk lebih lanjut mengenai prospek harga minyak.