Harga minyak mentah WTI turun ke bawah level $72 per barel pasca persediaan minyak mentah AS dilaporkan naik signifikan. Data dari American Petroleum Institute (API) mengungkapkan bahwa persediaan minyak mentah AS pada pekan lalu melonjak lebih dari 9 juta barel, atau jauh lebih tinggi dari perkiraan naik 2.8 juta barel.
Di saat yang sama, kekhawatiran seputar prospek pasokan terus membebani pasar. Serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap sebuah fasilitas minyak dilaporkan telah mengganggu ekspor minyak Kazakhstan, sementara G7 dilaporkan tengah mempertimbangkan untuk memperketat kebijakan pembatasan harga minyak mentah Rusia. Ketidakpastian juga membayangi kebijakan produksi OPEC+, di mana masih terdapat ketidakpastian terkait apakah OPEC+ akan memperpanjang atau mengurangi produksi minyaknya pada bulan April.
Sementara itu, tensi geopolitik masih tetap memanas, terlebih setelah AS dan Rusia melakukan pembicaraan terkait perang di Ukraina. Namun, tidak diikutsertakannya Ukraina dalam pembicaraan tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa kedua belah pihak akan mencapai kesepakatan damai.
Di tempat terpisah, terdapat sejumlah indikasi bahwa ekspor minyak dari Kurdistan akan kembali dilanjutkan mulai pekan ini. Kendati demikian, Turki belum memberikan konfirmasi tentang apakah aliran minyak ke hub Ceyhan akan kembali dimulai.
