Harga minyak mentah WTI masih diperdagangkan di sekitar level $69 per barel di tengah kian memanasnya tensi geopolitik, terutama terkait konflik antara Rusia dan Ukraina.
Menurut laporan terbaru, Ukraina telah melancarkan serangan rudal pertamanya ke wilayah perbatasan Rusia dengan menggunakan persenjataan yang dipasok oleh Barat. Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin memperluas doktrin nuklir Rusia untuk mengijinkan respon atom terhadap serangan konvensional.
Meskipun demikian, kekhawatiran sedikit mereda setelah IAEA mengumumkan Iran setuju untuk menghentikan proses pengayaan uranium yang hampir mencapai tingkat senjata nuklir, sehingga berpotensi mengurangi ketegangan di Timur Tengah.
Selain itu, sejumlah media menyatakan Hizbullah telah menerima proposal dari AS terkait gencatan senjata dengan Isarel.
Di tempat terpisah, Equinor kembali melanjutkan sebagian produksi minyaknya di ladang minyak Johan Sverdrup, yang merupakan salah satu ladang minyak terbesar di wilayah Eropa Barat.
Sementara itu, API melaporkan bahwa persediaan minyak mentah AS pada pekan lalu naik 4.8 juta barel, atau jauh lebih tinggi dari ekspektasi naik 0.8 juta barel.