Harga minyak mentah WTI turun ke sekitar level $81.5 per barel seiring meredanya tensi geopolitik di Timur Tengah pasca Iran mengatakan tidak berencana untuk membalas serangan yang dilancarkan oleh Israel pada pekan lalu.
Terlepas dari pernyataannya tersebut, para investor masih terus memantau situasi di wilayah tersebut lantaran Iran adalah produsen terbesar ketiga di OPEC dan mengekspor minyaknya ke China serta negara-negara lainnya di luar sistem keuangan AS.
Sementara itu, Kongres AS menyetujui paket bantuan untuk Ukraina dan Israel sekaligus potensi sanksi terhadap Iran dan produksi minyaknya.
Dari sisi permintaan, ketidakpastian ekonomi global dan kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan mempertahankan era suku bunga tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama terus membebani prospek permintaan minyak.
Tidak hanya itu, sebuah data juga mengungkapkan bahwa persediaan minyak mentah AS naik 2.7 juta barel – jauh lebih tinggi dari ekspektasi pasar yakni naik 1.4 juta barel.