Harga minyak mentah WTI turun ke sekitar level $73 per barel seiring kembali beroperasinya ladang minyak terbesar di Libya setelah sempat berhenti beroperasi selama tiga pekan akibat adanya sebuah aksi unjuk rasa politik.
National Oil Corp Libya pada hari Minggu (21 Januari) kemarin mengumumkan pencabutan status force majeure, sekaligus menandakan bahwa ladang minyak Al-Sharara kembali beroperasi, dan berpotensi meningkatkan produksi minyak Libya hingga 300,000 barel per hari.
Sementara itu, para investor terus mengkhawatirkan pasokan minyak dari Timur Tengah di tengah berlanjutnya serangan Houthi terhadap sejumlah kapal yang berlayar di Laut Merah.
Mengenai hal tersebut, salah seorang pejabat AS mengatakan bahwa diperlukan waktu bagi militer untuk meredam serangan di wilayah tersebut.
Dari sisi permintaan, baik IEA dan OPEC baru-baru ini memperkirakan permintaan minyak global pada tahun ini akan tumbuh tinggi di tengah positifnya faktor fundamental.