Harga minyak mentah WTI naik ke sekitar level $72 per barel di tengah kian memanasnya tensi geopolitik di Timur Tengah.
Laporan terbaru mengatakan bahwa Hizbullah menembakkan lebih dari 100 roket ke wilayah Israel Utara, di mana beberapa di antaranya menghantam wilayah Haifa.
Serangan tersebut terjadi setelah Israel melancarkan serangan udara ke Beirut pada hari Jumat, di mana serangan tersebut menewaskan sedikitnya 45 orang, termasuk salah satu pemimpin tertinggi Hizbullah.
Selain itu, harga minyak ditopang oleh laporan bahwa sejumlah kilang minyak di AS akan melakukan pemeliharaan, sehingga berpotensi meningkatkan permintaan minyak dalam beberapa bulan mendatang.
Laporan tersebut muncul pasca bank sentral AS memutuskan untuk menurunkan suku bunganya lebih besar dari ekspektasi pasar, di mana keputusan tersebut diharapkan dapat mendongkrak aktivitas ekonomi sekaligus permintaan minyak.
Meksipun demikian, harga minyak sejauh ini masih dibayangi oleh memburuknya prospek permintaan minyak dari China, terlebih di tengah melambatnya produksi kilang dan lemahnya permintaan industri.
