Harga minyak mentah WTI bertahan di sekitar level $64 per barel, ditopang oleh adanya kekhawatiran seputar pasokan serta menguatnya ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter Federal Reserve.
Kekhawatiran meningkat setelah AS mengancam akan menggandakan tarif impor dari India menjadi 50%. Langkah ini dilakukan sebagai respons atas keputusan India yang tetap membeli minyak dari Rusia. Situasi tersebut memicu kekhawatiran akan terganggunya pasokan minyak global, sekaligus menimbulkan tanda tanya terkait dampak permintaan minyak dari India, yang merupakan salah satu konsumen minyak terbesar di dunia. Meski demikian, para pejabat India menegaskan bahwa kilang minyak mereka akan terus melakukan impor dari Rusia, sementara sanksi dijadwalkan mulai berlaku pada Rabu mendatang.
Selain itu, terdapat ketidakpastian terkait perundingan damai antara Rusia dan Ukraina, di tengah meningkatnya serangan terhadap infrastruktur energi kedua negara. Alhasil, situasi ini kian meningkatkan kekhawatiran seputar pasokan.
Di sisi lain, Ketua The Fed Jerome Powell pada hari Jumat lalu memberikan sinyal bahwa pemangkasan suku bunga bisa kembali dilakukan secepatnya pada bulan depan. Pernyataannya tersebut kian meningkatkan risk appetite investor dan menopang ekspektasi permintaan minyak, terutama di tengah adanya optimisme terhadap aktivitas ekonomi serta melemahnya mata uang Dolar AS.
