Harga emas turun ke sekitar level $3360 per troy ons, setelah sehari sebelumnya sempat menguat lebih dari 1 persen. Pelemahan ini terjadi seiring menguatnya mata uang Dolar AS di tengah sinyal dovish dari Ketua Federal Reserve, Jerome Powell.
Dalam pidatonya di Jackson Hole, Powell mengisyaratkan kemungkinan adanya pemangkasan suku bunga. Ia menekankan bahwa meski tingkat pengangguran masih rendah, risiko di pasar tenaga kerja mulai meningkat. Powell juga menegaskan bahwa kebijakan moneter saat ini masih bersifat “restriktif”, sehingga penyesuaian dapat diperlukan dalam waktu dekat.
Para investor merespon pernyataan tersebut dengan cepat. Kontrak berjangka kini hampir sepenuhnya memperhitungkan potensi pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan September mendatang.
Di sisi lain, memanasnya tensi geopolitik antara Rusia dan Ukraina turut memperkuat daya tarik emas sebagai aset safe haven. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, dalam pidatonya berjanji akan terus berusaha mempertahankan negaranya selama seruan perdamaian belum didengar. Pernyataan itu disampaikan setelah Rusia menuding Ukraina menyerang fasilitas energi Rusia pada malam sebelumnya, termasuk insiden kebakaran di sebuah pembangkit nuklir di wilayah Kursk, Rusia Barat.