Harga minyak mentah WTI bergerak turun lebih lanjut ke sekitar level $74.70 per barel di tengah belum meredanya kekhawatiran seputar prospek pasokan.
Pasokan minyak global berpotensi berkurang pasca pemerintah Libya mengumumkan kondisi force majeure di semua ladang minyaknya akibat adanya konflik politik. Di saat yang sama, situasi tersebut terjadi di saat meningkatnya tensi geopolitik di wilayah Timur Tengah.
Di sisi lain, kekhawatiran terhadap prospek pasokan diimbangi oleh adanya kekhawatiran seputar prospek permintaan.
Sejumlah bank besar baru-baru ini memutuskan untuk memangkas proyeksi harga minyak dengan alasan pelemahan ekonomi di sejumlah negara seperti China dan adanya peralihan ke kendaraan listrik.
Di Eropa, permintaan solar diprediksi akan menurun ke bawah level sebelum pandemi akibat lesunya sektor manufaktur dan perubahan armada.
Selain itu, data terbaru EIA mengungkapkan bahwa persediaan minyak mentah AS pada pekan lalu hanya turun 0.846 juta barel, atau lebih rendah dari perkiraan turun 3 juta barel, sehingga kian menambah kekhawatiran seputar prospek permintaan.
