Harga minyak mentah WTI melanjutkan tren positifnya, dan saat ini diperdagangkan di atas level $59 per barel. Kenaikan ini dipicu oleh serangkaian faktor geopolitik, terutama serangan Ukraina terhadap insfrastruktur minyak Rusia serta mandeknya pembicaraan damai antara Amerika Serikat dan Rusia.
Serangan terbaru Ukraina menyasar pipa minyak Druzhba di wilayah Tambov, Rusia – serangan kelima terhadap jalur yang selama ini memasok minyak ke Hungaria dan Slovakia. Meski demikian, operator jalur tersebut serta perusahaan minyak negara Hungaria memastikan bahwa aliran minyak masih berjalan normal.
Dari sisi diplomatik, utusan Amerika Serikat menutup pembicaraan dengan Rusia tanpa hasil berarti. Presiden Donald Trump menyatakan bahwa langkah selanjutnya “belum jelas”, sehingga menimbulkan ketidakpastian seputar stabilitas pasokan minyak dari Rusia. Tensi geopolitik kian memanas setelah AS menebarkan ancaman terhadap sektor minyak Venezuela.
Di saat yang sama, para investor terus dibayangi kekhawatiran seputar pelemahan permintaan dan potensi kelebihan pasokan. Menurut data yang dirilis EIA, persediaan minyak mentah AS pada pekan lalu naik sekitar 574.000 barel, dan dibarengi dengan kenaikan persediaan bensin dan produk olahan minyak lainnya.


