Harga minyak mentah WTI turun ke sekitar level $61 per barel setelah sempat mencatatkan kenaikan selama empat hari berturut-turut. Penurunan ini terjadi di tengah positifnya respon investor atas keputusan OPEC+ yang tidak akan menaikkan produksi minyaknya selama Q1 2026.
OPEC+ sebelumnya sepakat untuk menaikkan produksi minyak bulan Desember dengan jumlah terbatas. Namun, OPEC+ mengatakan tidak akan menaikkan produksi minyak bulan Januari hingga Maret dengan alasan fluktuasi permintaan musiman.
Keputusan ini diambil di tengah adanya ekspektasi bahwa pasar minyak berpotensi mengalami surplus pada tahun 2026, seiring meningkatnya produksi minyak dari negara-negara anggota OPEC maupun non-OPEC. Meski demikian, sejumlah analis memperingatkan bahwa risiko seputar pasokan masih tetap ada, terutama akibat adanya sanksi dari Amerika Serikat terhadap dua perusahaan minyak Rusia, Rosneft dan Lukoil, serta berlanjutnya serangan terhadap infrastruktur minyak Rusia.
Terbaru, serangan drone yang dilancarkan oleh Ukraina dilaporkan telah menyebabkan sebuah kapal tanker terbakar dan melumpuhkan beberapa fasilitas pemuatan di pelabuhan Tuapse, yang menjadi lokasi salah satu kilang minyak milik Rosneft.
