Yen Jepang melemah ke sekitar level 148 per Dolar AS setelah data perdagangan Jepang yang mengecewakan memicu kekhawatiran akan kemungkinan terjadinya resesi teknikal di negara tersebut.
Surplus perdagangan Jepang dilaporkan menyusut tajam menjadi ¥153.1 miliar, atau jauh di bawah perkiraan yaitu ¥353.9 miliar, dan turun dari ¥221.3 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Ekspor Jepang tercatat turun 0.5% (YoY) menjadi ¥9,162.6 miliar. Ini merupakan penurunan bulanan kedua secara bertutut-turut dan lebih rendah dari perkiraan naik 0.5%. Penurunan ekspor ini sebagian besar disebabkan oleh kebijakan tarif Amerika Serikat, yang juga meningkatkan kekhawatiran bahwa ekonomi Jepang pada Q2 2025 akan mengalami kontraksi dan mengalami resesi teknikal.
Di sisi lain, impor Jepang naik tipis 0.2% menjadi ¥9,009.5 miliar. Ini merupakan kenaikan pertama dalam kurun tiga bulan terakhir dan lebih baik dibandingkan perkiraan turun 1.6%.
Sementara itu, para pelaku pasar kini mencermati potensi stimulus fiskal menjelang berlangsungnya pemilu Majelis Tinggi pada 20 Juli. Terdapat spekulasi yang beredar bahwa pemerintah Jepang akan menaikkan belanja serta memangkas pajak konsumsi guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi yang tengah melemah.