Yen Jepang menguat ke sekitar level 148 per Dolar AS di tengah adanya ketidakpastian politik pasca koalisi partai yang saat ini berkuasa di Jepang kehilangan suara mayoritasnya dalam pemilu majelis tinggi pada akhir pekan lalu.
Perdana Menteri Shigeru Ishiba kini menghadapi tantangan baru, yakni harus bekerja sama dengan pihak oposisi. Hal ini terjadi untuk pertama kalinya sejak tahun 1955, di mana partai yang berkuasa tidak menguasai suara mayoritas di setidaknya satu kamar parlemen.
Situasi politik yang berubah ini diperkirakan akan membuka peluang bagi pihak oposisi untuk mendorong kebijakan peningkatan belanja pemerintah dan pemotongan pajak. Langkah-langkah tersebut berpotensi menekan nilai Yen serta mendongkrak imbal hasil obligasi pemerintah Jepang ke level tertinggi dalam kurun beberapa tahun terakhir.
Selain faktor politik domestik, Yen juga mendapatkan katalis positif dari aktivitas perdagangan global. Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, menegaskan bahwa 1 Agustus tetap menajdi batas waktu pasti bagi negara-negara mitra untuk mulai menerapkan tarif perdagangan, meskipun proses negosiasi masih akan berlanjut hingga batas waktu tersebut.