Yen Jepang melemah ke sekitar level 147.5 per Dolar AS seiring pasar mencerna dampak dari perjanjian dagang terbaru antara Jepang dan Amerika Serikat.
Kesepakatan tersebut menetapkan tarif impor sebesar 15% terhadap produk ekspor Jepang ke Amerika Serikat – angka yang lebih rendah dari ancaman tarif sebesar 25% yang sebelumnya dilontarkan oleh Presiden AS Donald Trump. Meskipun memberikan sedikit kelegaan, kesepakatan ini tetap memicu kekhawatiran tentang berlanjutnya ketegangan dagang antara kedua negara.
Dari sisi domestik, inflasi inti Tokyo bulan Juli tercatat turun ke bawah ekspektasi pasar. Namun, angka tersebut masih berada di atas target Bank Sentral Jepang yaitu 2%, sehingga memperkuat spekulasi bahwa BoJ bisa saja kembali menaikkan suku bunga pada akhir tahun ini.
BoJ sendiri dijadwalkan untuk mengumumkan kebijakan moneter terbarunya pada pekan depan. Sebagian besar analis memperkirakan BoJ akan mempertahankan suku bunganya di level saat ini, terutama di tengah adanya kekhawatiran terhadap dampak dari kebijakan tarif AS. Meski demikian, BoJ diperkirakan akan menaikkan proyeksi inflasinya dalam laporan kuartalan terbarunya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur BoJ Shinichi Uchida menyampaikan sikap yang cenderung hati-hati terkait pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut. Ia menekankan bahwa meningkatnya ketidakpastian seputar kebijakan perdagangan Amerika Serikat dan dampaknya terhadap perekonomian masih menjadi perhatian utama.