BerandaIstilahAlgorithmic Trading

Algorithmic Trading

Apa itu Algorithmic Trading?

Trading dengan algoritma, atau algorithmic trading adalah proses untuk mengeksekusi order menggunakan instruksi trading otomatis dan terprogram untuk memperhitungkan variabel seperti harga, waktu, dan volume. Algoritma adalah seperangkat perintah untuk memecahkan masalah. Algoritma komputer mengirimkan sebagian kecil dari order seutuhnya ke pasar dari waktu ke waktu.

Algorithmic trading menggunakan rumus kompleks, dikombinasikan dengan model matematika dan campur tangan manusia, untuk membuat keputusan membeli atau menjual sekuritas keuangan di bursa. Algorithmic trader sering menggunakan teknologi perdagangan berfrekuensi tinggi, yang memungkinkan perusahaan melakukan puluhan ribu trade per detik. Algorithmic trading dapat digunakan dalam berbagai situasi termasuk eksekusi order, arbitrase, dan strategi perdagangan tren.

INTISARI

  • Algorithmic trading adalah penggunaan algoritma berbasis proses dan aturan untuk menerapkan strategi dalam mengeksekusi perdagangan.
  • Popularitasnya tumbuh secara signifikan sejak awal 1980-an dan digunakan oleh investor institusional dan perusahaan perdagangan besar untuk berbagai tujuan.
  • Meskipun memberikan banyak manfaat, seperti waktu eksekusi yang lebih cepat dan biaya yang lebih rendah, algorithmic trading juga dapat memperburuk kecenderungan negatif pasar misalnya dengan crash mendadak dan hilangnya likuiditas secara langsung.

Memahami Algorithmic Trading

Penggunaan algoritma dalam trading meningkat setelah sistem perdagangan terkomputerisasi diperkenalkan di pasar keuangan Amerika selama tahun 1970-an. Pada tahun 1976, Bursa Efek New York memperkenalkan sistem Designated Order Turnaround (DOT) untuk mengarahkan order dari pedagang ke spesialis di lantai bursa. Pada dekade berikutnya, bursa meningkatkan kemampuan mereka untuk menerima perdagangan elektronik, dan pada tahun 2009, lebih dari 60 persen dari semua perdagangan di AS dilakukan oleh komputer

Penulis Michael Lewis memperkenalkan algorithmic trading berfrekuensi tinggi ke publik ketika ia menerbitkan buku terlaris Flash Boys, mendokumentasikan kehidupan pedagang dan pengusaha Wall Street yang membantu membangun perusahaan yang kemudian menentukan struktur perdagangan elektronik di Amerika. Dalam bukunya ia berpendapat bahwa perusahaan-perusahaan ini terlibat dalam perlombaan senjata untuk membangun komputer yang lebih cepat, yang dapat berkomunikasi dengan bursa dengan lebih singkat, untuk mendapatkan keuntungan dari pesaing dengan kecepatan, menggunakan jenis order yang menguntungkan mereka namun merugikan investor rata-rata.

 

Membuat Sendiri Algorithmic Trading

Dalam beberapa tahun terakhir, praktik algorithmic trading do-it-yourself (dibuat sendiri) telah menyebar luas. Hedge fund seperti Quantopian, misalnya, sebuah wadah yang mengumpulkan algoritma dari programmer amatir yang saling bersaing untuk memenangkan komisi dalam penulisan coding yang paling banyak menghasilkan profit. Praktik ini berhasil karena penyebaran internet berkecepatan tinggi dan perkembangan komputer yang semakin cepat dengan harga yang relatif murah. Platform seperti Quantiacs bermunculan untuk melayani day trader yang ingin mencoba algorithmic trading.

Teknologi lain yang muncul di Wall Street adalah machine learning atau pembelajaran mesin. Perkembangan baru dalam artificial intelligence atau kecerdasan buatan telah memungkinkan pemrogram komputer untuk mengembangkan program yang dapat meningkatkan diri mereka sendiri melalui proses berulang yang disebut deep learning. Trader saat ini sedang mengembangkan algoritma yang mengandalkan deep learning untuk membuat diri mereka lebih profitable.

 

Kelebihan dan Kekurangan dari Algorithmic Trading

Algorithmic trading utamanya digunakan oleh investor institusi dan pialang besar untuk mengurangi biaya yang terkait dengan trading. Menurut penelitian, algorithmic trading sangat bermanfaat untuk ukuran order besar yang besarnya 10% dari keseluruhan volume perdagangan. Biasanya market maker menggunakan algorithmic trading untuk menciptakan likuiditas.

Algorithmic trading juga memungkinkan eksekusi order yang lebih cepat dan mudah, sehingga menarik bagi exchange. Pada gilirannya, ini berarti bahwa pedagang dan investor dapat dengan cepat membukukan keuntungan dari perubahan harga yang kecil. Strategi perdagangan scalping biasanya menggunakan algoritma karena melibatkan pembelian dan penjualan sekuritas yang cepat pada kenaikan harga yang kecil.

Cepatnya eksekusi order, yang merupakan sebuah manfaat dalam keadaan normal, bisa menjadi masalah ketika beberapa order dieksekusi secara bersamaan tanpa campur tangan manusia. Flash crash yang terjadi tahun 2010 merupakan akibat dari algorithmic trading.

Kerugian lain dari algorithmic trading adalah bahwa likuiditas, yang diciptakan melalui pesanan beli dan jual yang cepat, dapat menghilang dalam sekejap, membuat trader kehilangan kesempatan untuk mendapatkan profit dari perubahan harga. Hal ini juga dapat menyebabkan hilangnya likuiditas secara instan. Penelitian telah menemukan bahwa algorithmic trading adalah faktor utama yang menyebabkan hilangnya likuiditas di pasar mata uang setelah franc Swiss berhenti mengatur exchange rate-nya dengan Euro pada tahun 2015. 

Baca Artikel Lainnya

Artikel Sebelumnya
Artikel Berikutnya