Aroon Indicator adalah indikator teknikal yang digunakan untuk mengidentifikasi perubahan tren pada harga aset, serta kekuatan tren tersebut. Intinya, indikator ini mengukur waktu antara titik tertinggi dan titik terendah dalam suatu periode waktu. Idenya adalah bahwa tren naik yang kuat secara teratur akan melihat titik tertinggi baru, dan tren turun yang kuat secara teratur akan melihat titik terendah baru. Indikator memberi sinyal kapan hal ini terjadi, dan kapan tidak. Indikator ini terdiri dari garis “Aroon naik”, yang mengukur kekuatan tren naik, dan garis “Aroon turun”, yang mengukur kekuatan tren turun. Aroon Indicator dikembangkan oleh Tushar Chande pada tahun 1995.
Rumus untuk Aroon Indicator
Cara Menghitung Aroon Indicator
Perhitungan Aroon membutuhkan pelacakan harga tertinggi dan terendah, biasanya lebih dari 25 periode.
- Lacak harga tertinggi dan terendah selama 25 periode terakhir pada sebuah aset.
- Catat jumlah periode sejak harga tertinggi dan terendah terakhir.
- Masukkan angka-angka ini ke dalam rumus Aroon Naik dan Turun.
Yang Diberi Tahu oleh Aroon Indicator
Garis Aroon Up dan Aroon Down berfluktuasi antara nol dan 100, dengan nilai yang mendekati 100 menunjukkan tren yang kuat dan nilai yang mendekati nol menunjukkan tren yang lemah. Semakin rendah Aroon Up, semakin lemah tren naik dan semakin kuat tren turun, dan sebaliknya. Asumsi utama yang mendasari indikator ini adalah bahwa harga saham akan ditutup secara teratur di level tertinggi baru selama tren naik, dan secara teratur membuat level terendah baru dalam tren turun. Indikator ini berfokus pada 25 periode terakhir, tetapi diskalakan ke nol dan 100. Oleh karena itu, angka Aroon Up di atas 50 berarti harga membuat titik tertinggi baru dalam 12,5 periode terakhir. Angka yang mendekati 100 berarti harga tertinggi baru saja terjadi. Konsep yang sama berlaku untuk Aroon Turun. Ketika berada di atas 50, titik terendah terlihat dalam 12,5 periode. Angka Turun di dekat 100 berarti titik terendah terlihat baru-baru ini. Persilangan dapat menandakan titik masuk atau keluar. Persilangan Up di atas Down dapat menjadi sinyal untuk membeli. Persilangan Bawah di bawah Atas dapat menjadi sinyal untuk menjual. Ketika kedua indikator berada di bawah 50, hal ini dapat menandakan bahwa harga sedang berkonsolidasi. Titik tertinggi atau terendah baru tidak tercipta. Para trader dapat mengamati penembusan serta persilangan Aroon berikutnya untuk menandakan ke arah mana harga akan bergerak.
Contoh Cara Menggunakan Aroon Indicator
Grafik berikut ini menunjukkan contoh Aroon Indicator dan bagaimana indikator ini dapat ditafsirkan.
Pada grafik di atas, terdapat Aroon Indicator dan sebuah osilator yang menggabungkan kedua garis menjadi satu pembacaan antara 100 dan -100. Perpotongan antara Aroon Up dan Aroon Down mengindikasikan pembalikan tren. Ketika indeks sedang dalam tren, sebelum pembalikan, Aroon Down tetap sangat rendah, menunjukkan bahwa indeks memiliki bias bullish. Meskipun terjadi reli di sisi paling kanan, Aroon Indicator belum menunjukkan bias bullish. Hal ini karena harga memantul dengan sangat cepat sehingga belum membuat titik tertinggi baru dalam 25 periode terakhir (pada saat screenshot diambil), meskipun terjadi reli.
Perbedaan Antara Aroon Indicator dan Indeks Pergerakan Arah (DMI)
Aroon Indicator mirip dengan Directional Movement Index (DMI) yang dikembangkan oleh Welles Wilder. Indikator ini juga menggunakan garis naik dan turun untuk menunjukkan arah tren. Perbedaan utamanya adalah bahwa formula Aroon Indicator terutama difokuskan pada jumlah waktu antara titik tertinggi dan terendah. DMI mengukur perbedaan harga antara harga tertinggi/terendah saat ini dan harga tertinggi/terendah sebelumnya. Oleh karena itu, faktor utama dalam DMI adalah harga, dan bukan waktu.
Keterbatasan Penggunaan Aroon Indicator
Aroon Indicator terkadang dapat memberikan sinyal masuk atau keluar yang baik, namun di lain waktu indikator ini akan memberikan sinyal yang buruk atau salah. Sinyal beli atau jual dapat terjadi terlambat, setelah pergerakan harga yang substansial telah terjadi. Hal ini terjadi karena indikator melihat ke belakang, dan tidak bersifat prediktif.
Sebuah crossover mungkin terlihat bagus pada indikator, namun bukan berarti harga akan bergerak besar. Indikator ini tidak memperhitungkan ukuran pergerakan, indikator ini hanya peduli pada jumlah hari sejak titik tertinggi atau terendah. Bahkan jika harga relatif datar, persilangan akan terjadi karena pada akhirnya harga tertinggi atau terendah baru akan dibuat dalam 25 periode terakhir. Trader masih perlu menggunakan analisis harga, dan kemungkinan indikator lain, untuk membuat keputusan trading yang tepat. Tidak disarankan untuk hanya mengandalkan satu indikator saja.