BerandaIstilahAutonomous Consumption

Autonomous Consumption

Autonomous Consumption didefinisikan sebagai pengeluaran yang harus dilakukan konsumen meskipun mereka tidak memiliki pendapatan. Barang-barang tertentu harus dibeli, terlepas dari berapa banyak pendapatan atau uang yang dimiliki konsumen pada waktu tertentu. Ketika seorang konsumen memiliki sumber daya yang terbatas, membayar kebutuhan ini dapat memaksa mereka untuk meminjam atau mengakses uang yang sebelumnya telah mereka tabung.

Memahami Autonomous Consumption

Meskipun seseorang tidak memiliki uang, mereka tetap membutuhkan hal-hal tertentu, seperti makanan, tempat tinggal, utilitas, dan perawatan kesehatan. Pengeluaran-pengeluaran ini tidak dapat dihilangkan, terlepas dari terbatasnya pendapatan pribadi, dan karenanya dianggap otonom atau independen. Autonomous Consumption dapat dikontraskan dengan konsumsi diskresioner, sebuah istilah yang diberikan kepada barang dan jasa yang dianggap tidak penting oleh konsumen, tetapi diinginkan jika pendapatan yang tersedia cukup untuk membelinya. Jika pendapatan konsumen hilang untuk sementara waktu, mereka harus menabung atau menambah utang untuk membiayai pengeluaran penting. Tingkat Autonomous Consumption dapat bergeser sebagai respons terhadap peristiwa yang membatasi atau menghilangkan sumber pendapatan, atau ketika pilihan tabungan dan pembiayaan yang tersedia rendah. Hal ini dapat mencakup perampingan rumah, mengubah kebiasaan makan, atau membatasi penggunaan utilitas tertentu.

Dissaving  (Tidak menabung)

Membelanjakan, kebalikan dari menabung, mengacu pada membelanjakan uang di luar pendapatan yang tersedia. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan rekening tabungan, mengambil uang muka pada kartu kredit, atau meminjam dari pendapatan masa depan (melalui gaji atau pinjaman reguler). Disebut juga sebagai tabungan negatif, dissaving dapat dilihat pada tingkat individu atau pada skala ekonomi yang lebih besar. Jika pengeluaran otonom dalam sebuah komunitas atau populasi melebihi pendapatan kumulatif individu-individu yang terlibat, maka ekonomi tersebut memiliki simpanan negatif (dan kemungkinan besar mengambil utang untuk membiayai pengeluarannya). Seseorang tidak perlu mengalami kesulitan keuangan untuk melakukan penghematan. Sebagai contoh, seseorang mungkin memiliki tabungan yang signifikan untuk membiayai acara besar dalam hidupnya, seperti pernikahan, dan menggunakan dana yang masih harus dibayar untuk pengeluaran yang tidak terduga. Pemerintah mengalokasikan dana yang tersedia untuk pengeluaran wajib, pengeluaran otonom, atau pengeluaran diskresioner. Pengeluaran wajib, atau pengeluaran otonom, mencakup dana yang diamanatkan untuk program dan tujuan tertentu yang dianggap perlu agar negara dapat berfungsi dengan baik, seperti Jaminan Sosial, Medicare, dan Medicaid. Sebaliknya, dana diskresioner dapat diarahkan ke program-program yang memberikan nilai bagi masyarakat tetapi tidak dianggap penting. Dana diskresioner biasanya mendukung program-program yang berkaitan dengan kegiatan pertahanan tertentu, pendidikan, dan program transportasi.

Autonomous Consumption vs. Induced Consumption / konsumsi terinduksi

Perbedaan antara Autonomous Consumption dan konsumsi yang diinduksi adalah konsumsi yang diinduksi harus berfluktuasi tergantung pada pendapatan.

Konsumsi terinduksi adalah porsi pengeluaran yang bervariasi tergantung pada tingkat pendapatan yang dapat dibelanjakan. Ketika nilai pendapatan yang dapat dibelanjakan meningkat, diharapkan akan mendorong peningkatan konsumsi yang serupa. Orang-orang dalam situasi ini cenderung menghabiskan lebih banyak uang untuk hidup mewah, melakukan lebih banyak pembelian, dan mengeluarkan biaya yang lebih besar.

  • Tags
  • A
Artikel Sebelumnya
Artikel Berikutnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERBARU