BerandaIstilahEarnings Before Interest, Depreciation, and Amortization (EBIDA)

Earnings Before Interest, Depreciation, and Amortization (EBIDA)

Earnings Before Interest, Depreciation, and Amortization (EBIDA) / Laba Sebelum Bunga, Depresiasi dan Amortisasi adalah ukuran pendapatan perusahaan yang menambahkan beban bunga, depresiasi, dan amortisasi kembali ke angka laba bersih. Namun, itu sudah termasuk biaya pajak. Ukuran ini tidak begitu dikenal atau digunakan sesering ukuran lainnya—laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA).

Pengertian Earnings Before Interest, Depreciation, and Amortization (EBIDA)

Ada berbagai cara untuk menghitung EBIDA, seperti menambahkan bunga, depresiasi, dan amortisasi pada laba bersih. Cara lain untuk menghitung EBIDA adalah dengan menambahkan depresiasi dan amortisasi pada laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dan kemudian mengurangi pajak. Metrik ini umumnya digunakan untuk menganalisis perusahaan di industri yang sama. Hal ini tidak termasuk dampak langsung dari pembiayaan, dimana pajak yang dibayarkan perusahaan merupakan akibat langsung dari penggunaan hutang. EBIDA sering kali ditemukan sebagai metrik bagi perusahaan yang tidak membayar pajak. Hal ini dapat mencakup banyak organisasi nirlaba, seperti rumah sakit nirlaba atau organisasi amal dan keagamaan. Dalam hal ini, dapat digunakan secara bergantian dengan EBITDA.

Rumus dan Perhitungan EBIDA

EBIDA dihitung dengan mengurangkan biaya-biaya tertentu dari EBIT atau laba operasional. Rumus EBIDA adalah:

EBITDA = EBIT + Depresiasi + Amortisasi – Pajak

Sebagai contoh, perhatikan sebuah perusahaan dengan informasi keuangan berikut:

Pendapatan Total: $1.000.000

Harga Pokok Penjualan: $200,000

Beban Penjualan dan Administrasi: $150,000

Beban Penyusutan: $50.000

Beban Amortisasi: $25.000

Beban Bunga: $100,000

Pajak: $35.000

EBIDA dihitung dengan terlebih dahulu mencari EBIT yang dihitung sebagai selisih antara total pendapatan bersih dan biaya operasional. Dalam contoh ini, kita ingin mengurangi harga pokok penjualan, biaya S&A, biaya penyusutan, dan biaya amortisasi dari total pendapatan. Dalam contoh ini, EBIT (atau laba operasi) adalah $575.000.

Namun, EBIDA tidak mau mempertimbangkan item non-arus kas seperti depresiasi atau amortisasi. Keduanya biasanya merupakan entri akuntansi yang mencatat pengeluaran yang tidak terkait dengan pengeluaran kas pada laporan keuangan. Oleh karena itu, depresiasi dan amortisasi perlu ditambahkan kembali.

Terakhir, EBIDA juga mempertimbangkan bunga. Karena bunga bukan merupakan beban operasional, maka secara alami bunga tidak termasuk dalam laba operasional. Oleh karena itu, perusahaan ingin memasukkan biaya ini karena sering kali dapat dihindari dan memiliki jadwal yang tetap. Dalam contoh ini, EBIDA final dihitung sebagai:

EBIDA = $575.000 (EBIT) + $50.000 + 25.000 – $100.000 = $550.000

Pertimbangan Khusus

Earnings Before Interest, Depreciation, and Amortization (EBIDA) dianggap sebagai ukuran penilaian yang lebih konservatif dibandingkan EBITDA karena mencakup beban pajak dalam ukuran pendapatan. Ukuran EBIDA menghilangkan asumsi bahwa uang yang dibayarkan dalam bentuk pajak dapat digunakan untuk membayar utang, sebuah asumsi yang dibuat dalam EBITDA.

Asumsi pembayaran utang ini dibuat karena pembayaran bunga dapat dikurangkan dari pajak, yang pada gilirannya dapat menurunkan beban pajak perusahaan, sehingga memberikan lebih banyak uang untuk melunasi utangnya. Namun EBIDA tidak berasumsi bahwa beban pajak dapat diturunkan melalui beban bunga dan oleh karena itu tidak menambahkannya kembali ke laba bersih.

Kritik terhadap EBIDA

EBIDA sebagai ukuran pendapatan sangat jarang dihitung oleh perusahaan dan analis. Maka, hal ini tidak akan banyak gunanya jika EBIDA bukan merupakan ukuran standar untuk melacak, membandingkan, menganalisis, dan memperkirakan. Sebaliknya, EBITDA diterima secara luas sebagai salah satu metrik pendapatan utama. Selain itu, EBIDA juga bisa menipu karena selalu lebih tinggi dari laba bersih, dan dalam banyak kasus, juga lebih tinggi dari EBIT.

Dan seperti metrik populer lainnya (seperti EBITDA dan EBIT), EBIDA tidak diatur oleh Prinsip Akuntansi yang Diterima Secara Umum (GAAP), jadi apa yang dimasukkan adalah kebijaksanaan perusahaan. Selain kritik terhadap EBIT dan EBITDA, angka EBIDA tidak memasukkan informasi penting lainnya, seperti perubahan modal kerja dan belanja modal (CapEx).

Perbedaan Antara EBIDA dan EBITDA

EBIDA dan EBITDA keduanya merupakan pengukuran profitabilitas yang membandingkan pendapatan perusahaan setelah pengeluaran tertentu dipertimbangkan. Satu-satunya perbedaan antara keduanya adalah perlakuan pajaknya. EBIDA tidak memperhitungkan pajak, sedangkan EBITDA memotong jumlah pajak yang terutang. Oleh karena itu, EBIDA sering kali merupakan perhitungan yang lebih tinggi karena memperhitungkan pengeluaran perusahaan yang lebih sedikit.

Kesimpulan

EBIDA adalah ukuran pendapatan perusahaan yang mempertimbangkan laba operasi, depresiasi, amortisasi, dan bunga. Perusahaan menggunakan EBIDA untuk lebih memahami profitabilitas mereka serta mengukur pendapatan mereka setelah menghilangkan beberapa perhitungan akuntansi keuangan yang tidak terikat dengan arus kas. EBIDA sangat mirip dengan EBITDA, meskipun EBITDA juga mencakup pajak.

Signal Forex Akurat
Artikel Sebelumnya
Artikel Berikutnya

Baca Juga