Di bidang keuangan, “FAANG” adalah akronim yang mengacu pada saham lima perusahaan teknologi terkemuka Amerika: Meta (META) (sebelumnya dikenal sebagai Facebook), Amazon (AMZN), Apple (AAPL), Netflix (NFLX); dan Alfabet (GOOG) (sebelumnya dikenal sebagai Google). Istilah ini dipopulerkan oleh Jim Cramer, pembawa acara televisi CNBC’s Mad Money, pada tahun 2013, yang memuji perusahaan-perusahaan ini karena “sangat dominan di pasar mereka.” Awalnya, istilah “FANG” digunakan, bersama Apple—istilah kedua “A ” dalam akronim—ditambahkan pada tahun 2017.
Memahami FAANG Stocks
Selain dikenal luas di kalangan konsumen, kelima FAANG Stocks tersebut merupakan salah satu perusahaan terbesar di dunia, dengan kapitalisasi pasar gabungan sekitar $7 triliun pada Q1 2022. Pertumbuhan substansial mereka baru-baru ini didukung oleh pembelian besar-besaran yang dilakukan oleh investor besar dan berpengaruh seperti Berkshire Hathaway (BRK), Soros Fund Management, dan Renaissance Technologies. Ini hanyalah beberapa dari sekian banyak investor besar yang menambahkan FAANG Stocks ke dalam portofolionya karena persepsi kekuatan, pertumbuhan, atau momentumnya.
Masing-masing FAANG Stocks diperdagangkan di bursa Nasdaq dan masuk dalam Indeks S&P 500. Karena S&P 500 merupakan representasi pasar yang luas, maka pergerakan pasar mencerminkan pergerakan indeks. Pada Agustus 2021, FAANG menyumbang sekitar 19% dari S&P 500—angka yang mengejutkan mengingat S&P 500 secara umum dipandang sebagai representasi perekonomian Amerika Serikat secara keseluruhan.
Pengaruh yang besar terhadap indeks ini berarti bahwa volatilitas harga FAANG Stocks dapat berdampak besar terhadap kinerja S&P 500 secara umum. Pada bulan Agustus 2018, misalnya, FAANG Stocks menyumbang hampir 40% kenaikan indeks dari posisi terendah yang dicapai pada bulan Februari 2018.
Contoh FAANG Stocks
Besarnya dan pengaruh FAANG Stocks yang luar biasa telah memicu kekhawatiran akan potensi terjadinya bubble pada FAANG Stocks. Kekhawatiran ini mulai mengemuka pada tahun 2018, ketika saham-saham teknologi, yang secara konsisten mendorong kenaikan di pasar saham, mulai kehilangan kekuatannya. Pada November 2018, beberapa FAANG Stocks kehilangan valuasinya lebih dari 20% dan dinyatakan berada di wilayah bearish. Berdasarkan beberapa perkiraan, FAANG Stocks kehilangan lebih dari satu triliun dolar dari penilaian puncaknya akibat penurunan tajam pasar pada bulan November 2018.
Meskipun valuasinya telah pulih, tingkat volatilitas yang terkadang ditunjukkan oleh FAANG Stocks—dan besarnya pengaruh saham-saham ini terhadap pasar secara keseluruhan—menjadi sumber kekhawatiran bagi sebagian investor. Di sisi lain, mereka yang percaya pada kekuatan fundamental FAANG Stocks memiliki banyak bukti yang mendukung klaim tersebut. Misalnya, Facebook adalah jaringan sosial terbesar di dunia dengan sekitar 2,8 miliar pengguna. Dalam laporan tahunan 2021, Meta membukukan pendapatan $118 miliar dan laba bersih $39,4 miliar.
Sementara itu, Amazon telah menjadi kekuatan yang tampaknya tidak dapat diatasi dalam e-commerce bisnis-ke-konsumen (B2C). Dengan lebih dari 120 juta produk yang dijual, Amazon Prime memiliki lebih dari 300 juta pelanggan aktif di Amerika Serikat, yang lebih dari setengahnya membayar keanggotaan bulanan Amazon Prime. Dengan pendapatan TTM pada tahun 2021 sebesar $470 miliar dan laba bersih sebesar $33,4 miliar, tidak sulit untuk memahami mengapa investor percaya bahwa kapitalisasi pasar Amazon yang besar dapat dibenarkan.