Floor Area Ratio adalah hubungan antara jumlah total luas lantai yang dapat digunakan yang dimiliki atau diizinkan dimiliki oleh suatu bangunan dan total luas lahan di mana bangunan tersebut berdiri. Rasio yang lebih tinggi kemungkinan besar menunjukkan konstruksi yang padat atau perkotaan. Pemerintah daerah menggunakan Floor Area Ratio untuk kode zonasi.
Cara Menghitung Floor Area Ratio
Anda dapat menentukan perbandingannya dengan membagi luas total atau kotor lantai bangunan dengan luas kotor tanah.
Yang Diberitahukan oleh Floor Area Ratio
Floor Area Ratio memperhitungkan seluruh luas lantai suatu bangunan, bukan hanya tapak bangunan. Area kosong seperti ruang bawah tanah, garasi parkir, tangga, dan poros elevator tidak termasuk dalam perhitungan luas persegi.
Bangunan dengan jumlah lantai yang berbeda dapat mempunyai nilai Floor Area Ratio yang sama. Setiap kota memiliki kapasitas terbatas atau ruang terbatas yang dapat dimanfaatkan dengan aman. Penggunaan apa pun di luar titik ini akan memberikan tekanan yang tidak semestinya pada kota. Hal ini terkadang dikenal sebagai faktor muatan aman.
Floor Area Ratio bervariasi karena dinamika penduduk, pola pertumbuhan, dan aktivitas konstruksi berbeda-beda dan karena sifat tanah atau ruang di mana suatu bangunan ditempatkan dapat berbeda-beda. Ruang industri, perumahan, komersial, pertanian, dan non-pertanian mempunyai faktor beban aman yang berbeda-beda sehingga biasanya mempunyai Floor Area Ratio yang berbeda pula.
Yang menentukan Floor Area Ratio.
Floor Area Ratio merupakan faktor penentu utama pembangunan di negara mana pun. Floor Area Ratio yang rendah umumnya menghambat konstruksi. Banyak industri dan khususnya industri real estate menginginkan kenaikan Floor Area Ratio untuk membuka ruang dan sumber daya lahan bagi pengembang. Peningkatan Floor Area Ratio memungkinkan pengembang untuk menyelesaikan lebih banyak proyek bangunan dan hal ini pasti menghasilkan penjualan yang lebih besar, penurunan pengeluaran per proyek, dan pasokan yang lebih besar untuk memenuhi permintaan.
Contoh Floor Area Ratio
Floor Area Ratio bangunan seluas 1.000 kaki persegi dengan satu lantai yang terletak di lahan seluas 4.000 kaki persegi adalah 0,25x. Sebuah bangunan dua lantai pada lahan yang sama dimana setiap lantainya berukuran 500 kaki persegi akan memiliki nilai Floor Area Ratio yang sama.
Kavling mempunyai perbandingan luas lantai 2,0x dan luas persegi 1.000. Pengembang dapat membangun gedung seluas 2.000 kaki persegi dalam skenario ini. Ini bisa mencakup bangunan seluas 1.000 kaki persegi dengan dua lantai.
Pertimbangkan sebuah gedung apartemen untuk dijual di Charlotte, North Carolina. Harga yang diminta untuk kompleks apartemen ini adalah $3 juta dan luasnya 17,350 kaki persegi. Keseluruhannya seluas 1,81 hektar atau 78,843 kaki persegi. Perbandingan luas lantainya adalah 0,22x atau 17.350 dibagi 78.843.
Kesimpulan
Dampak Floor Area Ratio terhadap nilai tanah terbagi dua arah. Floor Area Ratio yang meningkat dapat membuat suatu properti lebih bernilai jika kompleks apartemen dapat dibangun yang memungkinkan penyewaan lebih luas atau penyewa lebih banyak. Namun pengembang yang dapat membangun kompleks apartemen yang lebih besar di atas sebidang tanah dapat menurunkan nilai properti di sebelahnya dengan nilai jual yang tinggi, didukung oleh pemandangan yang terhambat.