Flotation Cost dikeluarkan oleh perusahaan publik ketika menerbitkan sekuritas baru dan menimbulkan biaya, seperti biaya penjaminan emisi, biaya hukum, dan biaya pendaftaran. Perusahaan harus mempertimbangkan dampak biaya ini terhadap jumlah modal yang dapat mereka kumpulkan dari penerbitan saham baru. Flotation Cost, pengembalian ekuitas yang diharapkan, pembayaran dividen, dan persentase pendapatan yang diharapkan dapat dipertahankan oleh bisnis adalah bagian dari persamaan untuk menghitung biaya ekuitas baru perusahaan.
Yang Diberitahukan oleh Flotation Cost kepada Anda
Perusahaan meningkatkan modal dengan dua cara: hutang melalui obligasi dan pinjaman atau ekuitas. Beberapa perusahaan lebih memilih menerbitkan obligasi atau memperoleh pinjaman, terutama ketika suku bunga rendah dan karena bunga yang dibayarkan atas banyak utang dapat dikurangkan dari pajak, sedangkan pengembalian ekuitas tidak.
Daya tarik terbesar dari ekuitas adalah tidak perlu dibayar kembali. Namun, ada juga kerugiannya: menjual ekuitas berarti melepaskan kepemilikan saham di perusahaan dan prosesnya bisa mahal. Ada Flotation Cost yang terkait dengan penerbitan ekuitas baru, atau saham biasa yang baru diterbitkan. Ini termasuk biaya seperti biaya perbankan investasi dan hukum, biaya akuntansi dan audit, dan biaya yang dibayarkan ke bursa efek untuk mencatatkan saham perusahaan. Selisih antara biaya ekuitas yang ada dan biaya ekuitas baru disebut Flotation Cost. Flotation Cost dinyatakan sebagai persentase dari harga penerbitan dan dimasukkan ke dalam harga saham baru sebagai pengurang. Hal ini pada dasarnya mengurangi harga akhir sekuritas yang diterbitkan dan menurunkan jumlah modal yang dapat diperoleh perusahaan. Sebuah perusahaan sering kali menggunakan perhitungan biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) untuk menentukan bagian pendanaan mana yang harus diperoleh dari ekuitas baru dan bagian mana dari utang.
Rumus Flotation Cost
Persamaan penghitungan Flotation Cost ekuitas baru menggunakan tingkat pertumbuhan dividen adalah:
Di mana:
D1 = dividen pada periode berikutnya
P = harga penerbitan satu lembar saham
F = rasio Flotation Cost terhadap harga penerbitan saham
g = tingkat pertumbuhan dividen
Contoh Perhitungan Flotation Cost
Asumsikan Perusahaan A membutuhkan modal dan memutuskan untuk mengumpulkan $100 juta dalam bentuk saham biasa dengan harga $10 per saham untuk memenuhi kebutuhan modalnya. Bankir investasi menerima 7% dari dana yang dikumpulkan. Perusahaan A membayar dividen $1 per saham tahun depan dan diperkirakan akan meningkatkan dividen sebesar 10% pada tahun berikutnya.
Dengan menggunakan variabel-variabel ini, biaya ekuitas baru dihitung dengan persamaan berikut:
- ($1 / ($10 * (1-7%)) + 10%
Jawabannya adalah 20,7%. Jika analis berasumsi tidak ada Flotation Cost, maka jawabannya adalah biaya ekuitas yang ada. Biaya ekuitas yang ada dihitung dengan rumus berikut:
- ($1 / ($10 * (1-0%)) + 10%
Jawabannya adalah 20,0%. Selisih antara biaya ekuitas baru dengan biaya ekuitas lama merupakan Flotation Cost yaitu (20,7-20,0%) = 0,7%. Dengan kata lain, Flotation Cost meningkatkan biaya penerbitan ekuitas baru sebesar 0,7%.
Kesimpulan
Menambah modal dengan menerbitkan surat berharga baru tidaklah murah. Perusahaan dengan posisi ini menghadapi berbagai biaya, termasuk biaya penjaminan, hukum, pendaftaran, dan audit. Biaya ini dikenal sebagai Flotation Cost dan mengurangi jumlah modal yang dapat diperoleh perusahaan. Flotation Cost dinyatakan sebagai persentase dari harga penerbitan dan bervariasi tergantung pada jenis sekuritas yang diterbitkan, ukuran penerbitan, risiko yang terkait dengan transaksi, dan sebagainya. Perusahaan akan memperkirakan berapa biaya proses tersebut sebelum melanjutkan untuk menentukan apakah ini cara yang paling hemat biaya untuk mengumpulkan dana.