BerandaIstilahGeographical Labor Mobility

Geographical Labor Mobility

Geographical Labor Mobility adalah ukuran kemudahan relatif bagi pekerja untuk pindah di dalam suatu negara atau wilayah untuk mencari pekerjaan yang membutuhkan keterampilan mereka. Mobilitas tenaga kerja yang lebih besar dalam suatu perekonomian dikaitkan dengan produktivitas yang lebih tinggi dalam perekonomian secara keseluruhan.

Memahami Geographical Labor Mobility

Geographical Labor Mobility menunjukkan kemudahan atau kesulitan relatif yang dihadapi pekerja jika mereka ingin atau perlu pindah untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. Beberapa faktor menentukan Geographical Labor Mobility, termasuk kemudahan perpindahan dan migrasi serta insentif ekonomi untuk pindah. Hambatan fisik, geografis, dan politik terhadap perpindahan merupakan faktor utama yang dapat membuat perpindahan menjadi lebih sulit.

Ukuran suatu wilayah dan peluang kerjanya sebagian menentukan Geographical Labor Mobility. Namun, pada tingkat pribadi, faktor-faktor seperti situasi keluarga, ketersediaan perumahan, infrastruktur lokal, dan sumber daya pendidikan memengaruhi Geographical Labor Mobility.

Tingkat perdagangan suatu perekonomian juga merupakan faktor langsung dalam Geographical Labor Mobility dari tenaga kerjanya. Misalnya, peningkatan perdagangan domestik dan internasional mengharuskan kantor perusahaan dan struktur pendukung lainnya dibuka di sejumlah lokasi, yang akan meningkatkan peluang kerja di lokasi tersebut.

Elemen Lain yang Mempengaruhi Mobilitas Geografis

Faktor-faktor kunci lainnya dapat membuat Geographical Labor Mobility lebih atau kurang layak sebagai suatu pilihan. Pertama, tingkat pendidikan agregat memengaruhi mobilitas tenaga kerja. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi umumnya dikaitkan dengan kemampuan yang lebih besar untuk pindah guna mencari pekerjaan.

Sikap pribadi dan budaya juga mendorong mobilitas tenaga kerja. Seseorang dengan keterikatan yang kuat terhadap suatu tempat membutuhkan motivasi yang cukup besar untuk pindah. Penentu utama lainnya adalah industrialisasi. Ekonomi yang sangat terindustrialisasi menyediakan lebih banyak kesempatan kerja kerah biru, yang meningkatkan mobilitas tenaga kerja ekonomi secara keseluruhan. Lebih khusus lagi, ekonomi yang terindustrialisasi membantu pekerja pindah dari daerah pedesaan ke kota-kota besar yang memiliki lebih banyak kesempatan kerja.

Kebijakan pemerintah sangat memengaruhi Geographical Labor Mobility. Dalam istilah ekonomi global, Uni Eropa secara aktif mencoba meningkatkan Geographical Labor Mobility individu dengan membantu pekerja yang berkualifikasi mencari pekerjaan di negara-negara Eropa yang membutuhkan keterampilan mereka.

Jika pemerintah ingin meningkatkan Geographical Labor Mobility, ada beberapa tindakan yang dapat diambil. Negara dapat mendukung pilihan transportasi, membantu meningkatkan standar hidup, dan memajukan kebijakan pemerintah yang membantu mobilitas dalam suatu ekonomi.

Kelebihan dan Kekurangan Geographical Labor Mobility

Manfaat Mobilitas

Geographical Labor Mobility memberikan beberapa manfaat bagi perekonomian suatu negara. Yang paling utama adalah alokasi pasokan tenaga kerja dan produktivitas yang lebih baik. Sebuah studi ekonomi yang diterbitkan dalam The Yale Law Journal menunjukkan bahwa Geographical Labor Mobility membuat pengelolaan stabilitas ekonomi makro menjadi lebih mudah dan bahwa hambatan lokal terhadap mobilitas dapat membuat kebijakan ekonomi makro menjadi kurang efektif.

Kelemahan Mobilitas

Mobilitas juga memiliki sisi negatifnya. Mobilitas tenaga kerja dikaitkan dengan pembubaran komunitas lokal dan bahkan kepunahan budaya asli saat para anggotanya bermigrasi untuk mencari peluang ekonomi dan bermukim kembali di daerah-daerah yang secara budaya asing bagi mereka. Hal ini cenderung mengikis modal sosial baik di lokasi tempat pekerja pergi maupun di daerah baru tempat mereka pindah. Geographical Labor Mobility juga merupakan penyebab langsung dari brain drain, atau pelarian modal manusia, dari daerah dan negara berkembang.

Geographical Labor Mobility di AS

Sejarah Amerika Serikat menyajikan studi kasus yang menarik tentang Geographical Labor Mobility selama dan setelah pengembangan sistem ekonomi. Ketika negara itu meluas ke arah barat dan industri-industri baru dikembangkan, Geographical Labor Mobility mencapai puncaknya. Para migran baru dan pekerja kelahiran Amerika pindah ke tempat-tempat yang menjanjikan secara ekonomi. Namun, tingkat perpindahan telah menurun secara konsisten sejak tahun 1980-an. Menurut data Sensus AS, tingkat perpindahan antarnegara bagian telah turun hampir setengahnya sejak tahun 1989 sementara tingkat mobilitas antarkabupaten telah menurun hampir sepertiganya. Memang, bahkan selama pandemi virus corona, mobilitas tenaga kerja terus menurun di AS, dengan hanya 8,4% orang yang tinggal di tempat tinggal yang berbeda pada tahun 2021, turun dari 9,3% pada tahun 2020.

Kesimpulan

Geographical Labor Mobility adalah salah satu dari banyak faktor yang digunakan para ekonom untuk mengungkap dan melacak kekuatan relatif tenaga kerja suatu negara. Secara umum, populasi pekerja yang bebas pindah untuk mengambil peluang baru lebih produktif. Bisnis yang dapat merekrut pekerja secara nasional daripada lokal lebih mungkin berhasil.

Artikel Sebelumnya
Artikel Berikutnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terbaru