Apa itu Hard Money?
Hard money pada awalnya merujuk pada sifat fisik uang logam, asal mula ungkapan bahasa Inggris sehari-hari “cold, hard cash.” Perbedaan antara koin logam “keras” dan uang kertas “lunak” terlihat jelas pada nilai ekonomi intrinsik yang tidak bergantung pada status moneter koin logam. Mata uang kertas hanya mewakili janji untuk membayar pemiliknya dengan uang fisik pada saat penukaran.
Nilai dari Hard Money
Hard money mempertahankan nilai pasar yang stabil relatif terhadap barang dan jasa dan nilai tukar yang kuat relatif terhadap mata uang asing. Karena stabilitasnya di pasar barang dan keuangan, hard money memenuhi fungsi ekonomi uang sebagai alat tukar, penyimpan nilai, dan satuan hitung.
Hard money memiliki biaya transaksi dan risiko yang lebih rendah daripada soft money. Perbedaan ini berasal dari perbandingan kandungan logam dan kepercayaan terhadap standar logam dari uang komoditas dan berlanjut ke perbandingan berbagai uang kertas atau fiat modern.
Karena nilai mata uang kertas berfluktuasi di pasar valas, sesuai dengan kepercayaan terhadap janji pembayaran yang diwakilinya, dan nilainya menurun dari waktu ke waktu ketika penerbit menggelembungkan pasokan mereka, uang ” hard ” versus ” soft ” juga menjadi terkait dengan stabilitas relatif nilai tukar mata uang nasional tertentu.
Sejarah Hard Money
Secara historis, pengguna uang memegang uang yang lebih keras karena kestabilannya. Kecenderungan ini adalah bagian dari asal mula Hukum Gresham, yang berasal dari penggunaan logam mulia untuk membuat koin dan nilainya. Sejak ditinggalkannya standar mata uang logam, teori ini menjelaskan stabilitas dan pergerakan mata uang yang berbeda di pasar global.
Ketika pemerintah menghapus penggunaan dan status alat pembayaran yang sah untuk uang logam mulia dan logam mulia yang didukung, seperti standar emas, untuk mata uang kertas, hubungan ini terjebak ketika membandingkan mata uang kertas keras dan lunak. Hard money biasanya menggambarkan uang fiat yang penerbitnya menunjukkan pengekangan dalam volume mata uang yang mereka suplai dan pemerintahnya stabil secara politik dan bertanggung jawab secara fiskal.
Mata uang seperti itu cenderung kehilangan nilai lebih lambat dari waktu ke waktu melalui inflasi dan mempertahankan nilai tukar yang stabil dibandingkan dengan mata uang hard money yang serupa. Mempertahankan kebijakan hard money adalah tujuan dari otoritas moneter dan fiskal di beberapa negara maju. Hard money sangat diminati di pasar internasional karena stabilitas dan keandalannya sehingga berguna dalam perdagangan internasional dan sebagai cadangan bank. Emas adalah komponen cadangan bank sentral karena keamanan, likuiditas, dan tingkat pengembaliannya.