BerandaIstilahIncidence Rate

Incidence Rate

Apa itu Incidence Rate?

Istilah “Incidence Rate” merujuk pada tingkat terjadinya suatu kejadian baru dalam jangka waktu tertentu. Sederhananya, ini menggambarkan frekuensi di mana kejadian-kejadian baru terjadi.

Pengukuran ini umum digunakan dalam epidemiologi untuk menunjukkan terjadinya penyakit, kondisi kesehatan, atau kecelakaan. Tingkat ini hanya menghitung kasus baru, bukan yang sudah didiagnosis atau dilaporkan sebelumnya. “Incidence Rate” juga dapat digunakan untuk menentukan probabilitas kejadian lainnya, seperti fenomena keuangan seperti penyitaan. “Incidence Rate” membantu para ahli untuk mengantisipasi kejadian-kejadian yang akan datang dan membuat rencana yang sesuai.

Cara Kerja Incidence Rate 

Para ahli umumnya menggunakan Incidence Rate untuk menentukan probabilitas terjadinya wabah penyakit, penyakit, atau kecelakaan di suatu populasi tertentu. Oleh karena itu, ini sering digunakan di kalangan ahli kesehatan, yang sering juga menyebutnya sebagai Incidence.

Untuk menentukan Incidence Rate dari suatu kejadian tertentu, para ahli mengambil jumlah kasus baru sebagai proporsi dari populasi yang berisiko. Para ahli biasanya mengambil populasi yang berisiko dari data sensus. Mereka juga dapat mempelajari kemajuan individu terpilih. Sebagai contoh, ahli kesehatan umumnya melakukan studi yang melibatkan penyakit pada individu sampai mereka mengembangkan kondisi tersebut, meninggal, mengundurkan diri dari kelompok, atau menyelesaikan seluruh studi. Seperti yang disebutkan sebelumnya, hanya kasus baru yang diperhitungkan, yang berarti kasus sebelumnya tidak dihitung dalam perhitungan.

Incidence Rate memberikan para ahli gambaran tentang perubahan dalam perkembangan kejadian dalam suatu populasi dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, ini menjadi metrik yang sangat penting untuk melacak penyakit menular kronis. Para ahli dapat membandingkan probabilitas penyakit di berbagai populasi. Pemimpin dapat mengambil tindakan untuk memperbaiki kebijakan, termasuk regulasi yang lebih baik, atau untuk meningkatkan opsi yang tersedia untuk mengurangi temuan negatif, seperti kebutuhan perawatan kesehatan.

Dalam ekonomi, Incidence Rate dapat mencakup topik lain, seperti penyitaan atau gagal bayar. Dalam konteks ini, Incidence Rate dapat memperkirakan seberapa besar kemungkinan fenomena keuangan akan terjadi.

Cara Menghitung Incidence Rate

Untuk menghitung Incidence Rate suatu kejadian, ambil jumlah kejadian baru dari peristiwa yang dimaksud—penyakit, kecelakaan, kejadian keuangan—selama periode waktu tertentu dan bagi dengan jumlah total populasi yang berisiko selama periode tersebut. Para ahli harus menentukan panjang waktu dan periode ini harus cukup lama untuk memungkinkan studi yang mendetail.

Hasilnya biasanya disajikan sebagai jumlah kasus dalam sejumlah populasi tertentu. Penting untuk memastikan bahwa tidak ada informasi yang diduplikasi untuk mendapatkan penentuan yang akurat tentang tingkat tersebut.

Misalkan para ahli ingin menentukan Incidence Rate penyitaan rumah di Anytown, AS. Jumlah total pemilik rumah di kota tersebut adalah 10.000. Para ahli melakukan studi selama satu tahun penuh dan mengetahui jumlah penyitaan baru adalah 200. Dengan menggunakan rumus di atas, mereka menentukan bahwa Incidence Rate penyitaan rumah di Anytown adalah 0,02.

Contoh Incidence Rate

Misalkan sebuah kabupaten di AS dengan populasi 500.000 mungkin mencatatkan 20 kasus baru tuberkulosis pada tahun 2023. Ini diterjemahkan menjadi Incidence Rate empat kasus per 100.000 orang. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan Incidence Rate TB untuk seluruh AS—9.615 kasus TB baru pada tahun 2023—dengan Incidence Rate 2,9 kasus per 100.000 orang. 

Incidence vs. Prevalensi 

Incidence Rate tidak boleh disamakan dengan prevalensi. Ingat bahwa Incidence Rate mengukur kemungkinan terjadinya kasus baru dalam periode waktu tertentu. Prevalensi, di sisi lain, adalah ukuran jumlah kasus kondisi atau penyakit dalam suatu populasi pada titik waktu tertentu. Oleh karena itu, prevalensi merupakan akumulasi total dari Incidence Rate selama periode waktu tertentu.

Sementara Incidence Rate memungkinkan penilaian terhadap risiko terkena penyakit, prevalensi menunjukkan apakah penyakit tersebut menyebar luas atau tidak.

Incidence Rate dan Riset Pasar

Tingkat kejadian (Incidence Rate) umumnya digunakan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) untuk menentukan apakah dan kapan perusahaan farmasi diperbolehkan membawa obat mereka ke pasar. Untuk melakukannya, perusahaan-perusahaan ini diwajibkan untuk melakukan uji klinis (dalam beberapa fase) dan mengajukan izin dari FDA untuk menentukan efektivitas obat mereka.

Perusahaan-perusahaan merekrut individu untuk berpartisipasi dalam studi. Orang-orang ini diberikan obat atau plasebo selama setiap fase. Menurut FDA, “peninjau harus mengidentifikasi subset uji coba dalam basis data fase 2 dan 3 yang akan memberikan perkiraan terbaik tentang tingkat kejadian (Incidence Rate) dan mengembangkan tabel tingkat kejadian berdasarkan penilaian tersebut” untuk menentukan tingkat kejadian efek samping yang merugikan. Temuan-temuan ini disajikan dalam tabel yang dilaporkan ke FDA. Tingkat kejadian (Incidence Rate) menunjukkan seberapa sering reaksi terjadi serta tingkat keparahan masing-masing reaksi.

Perusahaan-perusahaan mengandalkan hasil yang positif dan persetujuan untuk membawa obat mereka ke pasar, yang biasanya merupakan proses yang panjang dan berlarut-larut. Mencapai tujuan ini berarti kabar baik bagi investor, terutama jika hasilnya sangat positif. Tetapi mereka yang tidak berhasil mencapai tonggak-tonggak ini sering melihat penurunan harga saham mereka. Kerugian ini bisa diimbangi jika perusahaan obat sedang menjalankan uji coba positif lainnya atau jika mereka memiliki produk yang sudah ada di pasar.

Artikel Sebelumnya
Artikel Berikutnya

Baca Juga