BerandaIstilahIndustrial Revolution

Industrial Revolution

Apa itu Industrial Revolution?

Revolusi Industri adalah periode mekanisasi dan inovasi besar yang dimulai di Inggris Raya pada pertengahan abad ke-18 dan awal abad ke-19, kemudian menyebar ke seluruh dunia. Revolusi Industri Inggris didominasi oleh pemanfaatan batu bara dan besi.

Revolusi Industri Amerika, yang kadang disebut sebagai “Revolusi Industri Kedua,” dimulai pada era Gilded Age pada tahun 1870-an dan berlanjut hingga Perang Dunia II. Era ini menyaksikan mekanisasi pertanian dan manufaktur serta pengenalan moda transportasi baru, termasuk kapal uap, mobil, dan pesawat terbang.

Bagaimana Industrial Revolution Berdampak pada Masyarakat?

Meskipun Revolusi Industri dimulai lebih dari 200 tahun yang lalu, periode tersebut meninggalkan dampak yang mendalam pada cara hidup orang-orang dan cara bisnis beroperasi. Dapat dikatakan, sistem pabrik yang berkembang selama Revolusi Industri bertanggung jawab dalam menciptakan kapitalisme dan kota-kota modern seperti yang ada sekarang.

Sebelum periode ini, sebagian besar rumah tangga mengandalkan pertanian dan tinggal terutama di komunitas kecil yang terletak di pedesaan. Dengan hadirnya pabrik-pabrik pada abad ke-18, orang-orang mulai bekerja untuk perusahaan-perusahaan yang berlokasi di daerah perkotaan untuk pertama kalinya. Gaji yang diterima seringkali rendah dan kondisi kerja keras. Namun, bekerja di perusahaan semacam itu tetap memberikan upah yang lebih baik daripada bertani.

Efisiensi produksi meningkat selama Revolusi Industri dengan penemuan-penemuan seperti mesin uap, yang secara dramatis mengurangi waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang. Produksi yang lebih efisien kemudian menurunkan harga barang, terutama karena biaya tenaga kerja yang lebih rendah, membuka pintu pemasaran untuk tingkat pelanggan yang baru.

Revolusi Industri berkembang bersamaan dengan ekonomi kapitalis. Pemilik bisnis (kapitalis) mulai mengorganisasi tenaga kerja secara terpusat di pabrik-pabrik dan memperkenalkan pembagian kerja untuk meningkatkan hasil dan profitabilitas. Dibandingkan dengan sistem kerajinan dan guild yang mendahuluinya, produksi kapitalis memberikan insentif bagi perubahan teknologi dan inovasi dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Apa Efek dari Industrial Revolution terhadap Tarif?

Revolusi Industri tidak selalu terjadi secara organik atau diarahkan hanya oleh kekuatan pasar bebas. Pemerintah Amerika Serikat, misalnya, membantu industri domestik pada waktu itu dengan menerapkan tarif—pajak atas barang impor asing—sehingga produk seperti baja menjadi lebih murah dibandingkan impor asing. Harga baja yang lebih murah mendorong pengembangan infrastruktur, seperti rel kereta api dan jembatan, selama Revolusi Industri Amerika. 

Keuntungan dari Industrialisasi 

Revolusi Industri menciptakan peningkatan peluang pekerjaan. Upah di pabrik lebih tinggi dibandingkan dengan apa yang diterima oleh individu sebagai petani. Seiring dengan penyebaran pabrik-pabrik, manajer dan karyawan tambahan dibutuhkan untuk mengoperasikannya, meningkatkan jumlah pekerjaan dan upah secara keseluruhan.

Karena sebagian besar pabrik dan perusahaan besar terletak di dekat kota, populasi bermigrasi ke daerah perkotaan untuk mencari pekerjaan, sering kali membebani pasokan perumahan yang tersedia.

Hal ini menyebabkan perbaikan signifikan dalam perencanaan kota. Inovasi yang meningkat mengganggu status quo, membawa teknologi baru ke masyarakat, dan meningkatkan tingkat pendidikan. Penemuan revolusioner, yang masih digunakan hingga hari ini, termasuk mesin jahit, X-ray, bola lampu, kalkulator, dan anestesi.

Berkat kemajuan Revolusi Industri, dunia menyaksikan mesin pembakaran pertama, bola lampu pijar, dan jalur perakitan modern yang digunakan dalam manufaktur.

Revolusi Industri mengubah cara orang bekerja dan teknologi yang tersedia bagi mereka, yang mempengaruhi tempat tinggal mereka. Hal ini membuat hidup nyaman bagi banyak orang, meskipun kondisi hidup pekerja tetap buruk, yang akhirnya memicu munculnya serikat pekerja. Ini mengarah pada perbaikan kondisi kerja dan upah yang adil.

Kelemahan dari Industrialisasi 

Meskipun ada banyak kemajuan selama Revolusi Industri, kemajuan yang cepat menyebabkan banyak masalah. Ketika pekerja meninggalkan pertanian mereka untuk bekerja di pabrik dengan upah yang lebih tinggi, hal ini menyebabkan kekurangan produksi makanan.

Peningkatan tajam dalam jumlah pabrik menyebabkan peningkatan polusi perkotaan. Polusi tidak hanya terkonsentrasi di pabrik-pabrik; ketika orang-orang berbondong-bondong ke kota, kondisi kehidupan menjadi sangat buruk karena sumber daya perkotaan menjadi kewalahan.

Limbah mengalir di jalan-jalan di beberapa kota, dan produsen membuang limbah dari pabrik ke sungai. Pasokan air tidak diuji dan dilindungi, yang akhirnya menyebabkan diberlakukannya peraturan dan undang-undang.

Revolusi Industri memberikan dorongan untuk meningkatkan keuntungan, dan sebagai hasilnya, kondisi kerja di pabrik memburuk. Jam kerja yang panjang, upah yang tidak memadai, dan sedikit waktu istirahat menjadi hal yang biasa. Pekerja anak adalah masalah besar. Masalah kesehatan muncul bagi banyak pekerja pabrik, yang memunculkan gerakan buruh di seluruh Amerika Serikat.

Artikel Sebelumnya
Artikel Berikutnya

Baca Juga