BerandaIstilahJudgmental Credit Analysis

Judgmental Credit Analysis

Apa itu Judgmental Credit Analysis?

Judgmental Credit Analysis adalah metode untuk menyetujui atau menolak kredit berdasarkan penilaian pemberi pinjaman daripada menggunakan model skor kredit tertentu. Judgmental Credit Analysis melibatkan evaluasi aplikasi peminjam dan menggunakan pengalaman sebelumnya dalam menangani peminjam serupa untuk menentukan persetujuan kredit. Proses ini menghindari penggunaan algoritma atau proses empirik untuk menentukan persetujuan.

Membahas tentang Judgmental Credit Analysis

Judgmental Credit Analysis biasanya digunakan oleh bank-bank kecil. Sementara bank-bank besar seringkali memiliki proses kredit yang lebih otomatis, karena volume aplikasi yang mereka terima, bank-bank kecil akan menggunakan Judgmental Credit Analysis, karena tidak ekonomis bagi mereka untuk mengembangkan sistem penilaian kredit atau menyewa pihak ketiga untuk menetapkan skor kredit. Judgmental Credit Analysis memiliki pendekatan yang unik dan didasarkan pada standar tradisional analisis kredit, seperti riwayat pembayaran, referensi bank, usia, dan elemen lainnya. Elemen-elemen ini diberi skor dan bobot untuk memberikan skor kredit keseluruhan, yang digunakan oleh pemberi kredit.

Berbagai Jenis Skor Kredit 

Meskipun Judgmental Credit Analysis bekerja dengan baik untuk bank-bank kecil, kebanyakan orang lebih familiar dengan konsep skor kredit, dan umumnya mengaitkannya dengan FICO atau Fair Isaac Corporation, yang menciptakan model skor kredit yang paling umum digunakan. Bank dan pemberi pinjaman skala besar menggunakan model skor kredit yang menggunakan angka statistik untuk mengevaluasi kelayakan kredit konsumen. Pemberi pinjaman kemudian menggunakan skor kredit untuk mengevaluasi kemungkinan seseorang akan membayar utangnya. Skor kredit seseorang berkisar antara 300 hingga 850. Semakin tinggi skor, semakin terpercaya secara finansial seseorang dianggap. Meskipun ada sistem skor kredit lain, skor FICO adalah yang paling umum digunakan.

Skor kredit memainkan peran kunci dalam keputusan pemberi pinjaman untuk menawarkan kredit. Misalnya, mereka yang memiliki skor kredit di bawah 640 umumnya dianggap sebagai peminjam subprime. Lembaga pemberi pinjaman sering mengenakan bunga pada hipotek subprime dengan tingkat yang lebih tinggi daripada hipotek konvensional untuk mengkompensasi diri mereka atas risiko yang lebih besar. Mereka juga mungkin memerlukan jangka waktu pembayaran yang lebih pendek atau penjamin untuk peminjam dengan skor kredit rendah. Sebaliknya, skor kredit 700 atau lebih dianggap baik dan dapat menghasilkan peminjam menerima tingkat bunga yang lebih rendah, yang mengakibatkan mereka membayar lebih sedikit uang dalam bentuk bunga sepanjang masa pinjaman.

Setiap kreditor menentukan rentang skor kreditnya sendiri, namun ketika menghitung skor kredit, biro kredit menggunakan lima faktor utama: riwayat pembayaran, total utang yang terutang, lama riwayat kredit, jenis kredit, dan kredit baru. Konsumen dapat memiliki skor tinggi dengan menjaga riwayat pembayaran tagihan tepat waktu dan menjaga utang tetap rendah.

Artikel Sebelumnya
Artikel Berikutnya

Baca Juga