Distress Sale—juga disebut penjualan tertekan—terjadi ketika properti, saham, atau aset lainnya harus dijual dengan cepat. Distress Sale sering kali mengakibatkan kerugian finansial bagi penjual yang, karena alasan tekanan ekonomi, harus menerima harga yang lebih rendah. Hasil dari aset ini paling sering digunakan untuk membayar hutang atau biaya pengobatan atau untuk keadaan darurat lainnya.
Bagaimana Distress Sale Bekerja
Peminjam hipotek yang tidak dapat lagi memenuhi pembayaran atas properti yang digadaikan dapat memilih untuk menjual propertinya untuk melunasi hipotek. Contoh situasi di mana Distress Sale terjadi termasuk perceraian, penyitaan, dan relokasi.
Penjualan pendek oleh pemilik rumah dapat dianggap sebagai penjualan tertekan. Di sini, pemilik rumah mencoba menjual propertinya meskipun nilai pasarnya saat ini di bawah jumlah utangnya kepada pemberi pinjaman. Hal ini bisa terjadi jika pemilik rumah terpaksa pindah dari rumahnya dan tidak sabar menunggu nilai pasar properti pulih. Misalnya, pemilik rumah mungkin memiliki pekerjaan baru yang memerlukan relokasi segera. Perceraian bisa memaksa sebuah rumah dijual guna melikuidasi harta benda yang harus dibagi di antara para pihak. Pemberi pinjaman biasanya harus menyetujui penjualan pendek sebelum dapat melanjutkan karena transaksi semacam itu akan menghilangkan jaminan yang menjamin hipotek.
Bagaimana Distress Sale dapat menyebabkan kerugian bersih
Jika Distress Sale dilakukan untuk sebuah properti seperti barang antik atau barang koleksi, penjual mungkin memilih untuk menerima penawaran yang lebih rendah dari nilai barang tersebut. Penjual mungkin meminta penawaran dengan mengiklankan barang tersebut atau mungkin menawarkan barang tersebut kepada pegadaian.
Ketika penjual suatu barang bertransaksi dengan pegadaian, kemungkinan besar mereka akan menerima penawaran di bawah nilai barang tersebut. Pegadaian menawar rendah karena mereka bermaksud menjual kembali barang tersebut dengan harga lebih tinggi dan mendapatkan keuntungan. Sekalipun suatu barang dinilai lebih tinggi nilainya, pegadaian tetap mencari cara untuk mendapatkan keuntungan.
Ada kalanya calon pembeli memanfaatkan keadaan yang memaksa penjual melakukan Distress Sale. Pembeli mungkin menyadari kebutuhan mendesak penjual untuk menyelesaikan transaksi dan menerima pembayaran. Hal ini dapat menyebabkan tawaran yang jauh lebih rendah daripada nilai properti.
Pertimbangan Khusus
Jika suatu aset dijual melalui Distress Sale, penilaian aset tersebut dianggap dibuat-buat karena tidak dijual dalam kondisi pasar kompetitif yang sebenarnya. Dalam kasus real estat, misalnya, harga jual tidak dapat digunakan sebagai pembanding untuk menentukan nilai sebenarnya dari aset tersebut.
Membeli properti yang tertekan (distressed property)
Membeli properti dalam kondisi tertekan berarti Anda memiliki peluang bagus untuk membelinya dengan harga di bawah nilai pasar. Namun, ada juga kelemahannya. Jika penjual terburu-buru menjual, kecil kemungkinannya mereka akan melakukan perbaikan rumah untuk mendongkrak harga jual. Pemilik baru mungkin harus mengeluarkan sejumlah besar uang untuk mengembalikan properti ke kondisi yang diinginkan.