Harga minyak mentah WTI diperdagangkan di sekitar level $71 per barel di tengah adanya kekhawatiran seputar prospek permintaan dan surplus pasokan.
Baru-baru ini, IEA memangkas proyeksi permintaan dan mengindikasikan pasokan akan mengalami surplus. Di tempat terpisah, OPEC juga kembali memangkas proyeksi permintaan dengan alasan melemahnya permintaan minyak dari China.
Selain itu, kebijakan properti China yang diumumkan pada hari Kamis (17 Oktober) kemarin juga tidak sesuai dengan ekspektasi investor, sehingga memperburuk kekhawatiran seputar prospek permintaan dari negara importir minyak mentah terbesar di dunia tersebut.
Di tempat terpisah, para investor terus memantau situasi geopolitik di Timur Tengah dan dampaknya terhadap pasokan minyak dari wilayah tersebut, terlebih pasca Israel mengkonfirmasi bahwa Yahya Sinwar, yang merupakan salah seorang tokoh kunci Hamas, tewas dalam sebuah pertempuran.
Terkait konflik antara Israel dan Iran, para investor sejauh ini mengkhawatirkan bahwa Israel akan menyerang fasilitas minyak Iran, meskipun Israel sendiri telah memberikan sinyal tidak akan menyerang fasilitas minyak Iran.
Dari AS, turunnya persediaan minyak mentah AS menjadi sentimen positif terhadap harga minyak.
