BerandaIstilahHuman-Life Approach

Human-Life Approach

Human-Life Approach adalah metode penghitungan jumlah asuransi jiwa yang dibutuhkan keluarga berdasarkan kerugian finansial yang akan dialami jika orang yang diasuransikan dalam keluarga meninggal dunia hari ini.

Memahami Human-Life Approach

Human-Life Approach biasanya dihitung dengan mempertimbangkan sejumlah faktor, termasuk, tetapi tidak terbatas pada, usia, jenis kelamin, usia pensiun yang direncanakan, pekerjaan, upah tahunan, tunjangan kerja, serta informasi pribadi dan keuangan pasangan dan/atau anak tanggungan tertanggung. Karena nilai jiwa manusia hanya memiliki nilai ekonomi dalam hubungannya dengan kehidupan lain, seperti pasangan atau anak tanggungan, metode ini biasanya hanya digunakan untuk keluarga dengan anggota keluarga yang bekerja. Human-Life Approach berbeda dengan pendekatan kebutuhan.

Saat menggunakan Human-Life Approach, penting untuk mengganti semua pendapatan yang hilang saat anggota keluarga yang bekerja meninggal. Angka ini mencakup gaji setelah pajak dan membuat penyesuaian untuk biaya (seperti mobil kedua) yang dikeluarkan saat memperoleh pendapatan tersebut. Ia juga mempertimbangkan nilai asuransi kesehatan atau tunjangan karyawan lainnya.

Perhitungan Human-Life Approach

Saat menentukan jumlah asuransi jiwa yang dibutuhkan untuk sebuah keluarga, ada banyak faktor penting yang perlu dipertimbangkan. Sangat penting untuk meluangkan waktu yang tepat untuk menilai banyak variabel yang terlibat sehingga sebuah keluarga dapat memastikan bahwa mereka akan terurus dan tidak akan mengalami kesulitan keuangan apa pun jika seorang anggota keluarga meninggal dunia. Berikut ini adalah lima langkah utama dalam menghitung kebutuhan asuransi jiwa untuk Human-Life Approach.

  • Langkah Pertama: Perkirakan sisa penghasilan seumur hidup tertanggung, dengan mempertimbangkan gaji tahunan “rata-rata” dan potensi kenaikan di masa mendatang, yang akan berdampak signifikan pada persyaratan asuransi jiwa.
  • Langkah Kedua: Kurangi perkiraan pajak penghasilan tahunan dan biaya hidup yang dikeluarkan untuk tertanggung. Ini memberikan gaji aktual yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dikurangi kehadiran tertanggung. Sebagai aturan praktis, angka ini harus mendekati sekitar 70% dari pendapatan sebelum kematian, meskipun angka ini dapat bervariasi dari satu keluarga ke keluarga lainnya, tergantung pada anggaran masing-masing.
  • Langkah Ketiga: Tentukan jangka waktu di mana penghasilan perlu diganti. Periode waktu ini bisa sampai tanggungan tertanggung sudah dewasa sepenuhnya, dan tidak lagi memerlukan dukungan finansial, atau sampai usia pensiun yang diasumsikan tertanggung.
  • Langkah Keempat: Pilih tingkat diskonto untuk penghasilan di masa mendatang. Angka konservatif untuk estimasi ini adalah tingkat pengembalian yang diasumsikan pada surat utang atau nota Treasury AS. Ini diperlukan karena perusahaan asuransi jiwa akan meninggalkan manfaat kematian dalam rekening berbunga.
  • Langkah Kelima: Kalikan gaji bersih yang dibutuhkan dengan jangka waktu yang dibutuhkan untuk menentukan penghasilan di masa mendatang. Kemudian, dengan menggunakan tingkat pengembalian yang diasumsikan, hitung nilai sekarang dari penghasilan di masa mendatang.

Contoh Human-Life Approach

Pertimbangkan seseorang berusia 40 tahun yang menghasilkan $65.000 per tahun. Setelah mengikuti langkah-langkah di atas, ditentukan bahwa keluarga membutuhkan $48.500 per tahun untuk menghidupi dirinya sendiri jika individu berusia 40 tahun tersebut meninggal dunia, dan harus melakukannya sampai usia pensiun individu tersebut. Dalam kasus ini, 25 tahun lagi hingga usia 65. Dengan asumsi tingkat diskonto 5%, nilai sekarang dari gaji bersih masa depan orang berusia 40 tahun ini selama 25 tahun akan menjadi $683.556.

Baca Juga