Apa itu Law of Demand?
The Law of Demand adalah salah satu konsep paling fundamental dalam ilmu ekonomi. Bersamaan dengan hukum penawaran, ia menjelaskan bagaimana ekonomi pasar mengalokasikan sumber daya dan menentukan harga barang dan jasa.
The Law of Demand menyatakan bahwa kuantitas yang dibeli bervariasi secara terbalik dengan harga. Dengan kata lain, semakin tinggi harga, semakin rendah kuantitas yang diminta. Ini terjadi karena menurunnya utilitas marjinal. Artinya, konsumen menggunakan unit pertama dari suatu barang ekonomi yang mereka beli untuk memenuhi kebutuhan paling mendesak terlebih dahulu, kemudian mereka menggunakan setiap unit tambahan barang tersebut untuk memenuhi tujuan yang nilainya semakin rendah secara berturut-turut.
Memahami Law of Demand
Ekonomi melibatkan studi tentang bagaimana orang menggunakan sarana yang terbatas untuk memuaskan keinginan yang tidak terbatas. The Law of Demand berfokus pada keinginan yang tidak terbatas tersebut. Secara alami, orang memprioritaskan keinginan dan kebutuhan yang lebih mendesak daripada yang kurang mendesak dalam perilaku ekonomi mereka, dan ini berlanjut pada bagaimana orang memilih di antara sarana terbatas yang tersedia bagi mereka.
Untuk setiap barang ekonomi, unit pertama dari barang tersebut yang didapatkan konsumen cenderung akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan paling mendesak yang dimiliki konsumen yang dapat dipenuhi oleh barang tersebut.
Misalnya, pertimbangkan seorang terdampar di pulau terpencil yang mendapatkan satu pak air kemasan segar yang terdampar di pantai. Botol pertama akan digunakan untuk memuaskan kebutuhan paling mendesak yang dirasakan orang yang terdampar tersebut, yang kemungkinan besar adalah air minum untuk menghindari kematian karena kehausan.
Botol kedua mungkin digunakan untuk mandi guna mencegah penyakit, kebutuhan mendesak tetapi kurang segera. Botol ketiga dapat digunakan untuk kebutuhan yang kurang mendesak, seperti merebus ikan untuk mendapatkan makanan hangat, dan seterusnya hingga botol terakhir, yang digunakan oleh orang yang terdampar tersebut untuk prioritas yang relatif rendah, seperti menyirami tanaman pot kecil agar tidak merasa terlalu kesepian di pulau itu.
Karena setiap botol air tambahan digunakan untuk keinginan atau kebutuhan yang nilainya semakin rendah oleh orang yang terdampar tersebut, kita dapat mengatakan bahwa orang yang terdampar tersebut menilai setiap botol tambahan lebih rendah dari yang sebelumnya.
Demikian pula, ketika konsumen membeli barang di pasar, setiap unit tambahan dari barang atau jasa tertentu yang mereka beli akan digunakan untuk penggunaan yang nilainya lebih rendah daripada yang sebelumnya, jadi kita dapat mengatakan bahwa mereka menilai setiap unit tambahan semakin rendah. Karena mereka menilai setiap unit tambahan barang lebih rendah, mereka tidak bersedia membayar sebanyak itu.
Dengan menjumlahkan semua unit barang yang bersedia dibeli konsumen pada harga tertentu, kita dapat menggambarkan kurva permintaan pasar, yang selalu miring ke bawah, seperti yang ditunjukkan pada grafik di bawah ini. Setiap titik pada kurva (A, B, C) mencerminkan kuantitas yang diminta (Q) pada harga tertentu (P). Pada titik A, misalnya, kuantitas yang diminta rendah (Q1) dan harganya tinggi (P1). Pada harga yang lebih tinggi, konsumen meminta lebih sedikit barang, dan pada harga yang lebih rendah, mereka meminta lebih banyak.
Permintaan vs. Jumlah yang Diminta
Dalam pemikiran ekonomi, penting untuk memahami perbedaan antara fenomena permintaan dan jumlah yang diminta. Dalam bagan di atas, istilah “permintaan” mengacu pada garis biru muda yang diplot melalui A, B, dan C.
Ini mengungkapkan hubungan antara urgensi keinginan konsumen dan jumlah unit barang ekonomi yang tersedia. Perubahan dalam permintaan berarti pergeseran posisi atau bentuk kurva ini; ini mencerminkan perubahan dalam pola dasar keinginan dan kebutuhan konsumen sehubungan dengan alat yang tersedia untuk memenuhinya.
Di sisi lain, istilah “jumlah yang diminta” mengacu pada titik di sepanjang sumbu horizontal. Perubahan dalam jumlah yang diminta secara ketat mencerminkan perubahan harga, tanpa menyiratkan perubahan apa pun dalam pola preferensi konsumen.3
Perubahan dalam jumlah yang diminta hanya berarti pergerakan di sepanjang kurva permintaan itu sendiri karena perubahan harga. Kedua gagasan ini sering kali dikacaukan, tetapi ini adalah kesalahan umum—kenaikan (atau penurunan) harga tidak mengurangi (atau meningkatkan) permintaan; itu mengubah jumlah yang diminta.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Demand
Jadi, apa yang mengubah permintaan? Bentuk dan posisi kurva permintaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Peningkatan pendapatan cenderung meningkatkan permintaan untuk barang ekonomi normal, karena orang bersedia membelanjakan lebih banyak. Ketersediaan produk pengganti dekat yang bersaing dengan barang ekonomi tertentu akan cenderung mengurangi permintaan untuk barang tersebut karena mereka dapat memenuhi jenis keinginan dan kebutuhan konsumen yang sama.
Sebaliknya, ketersediaan barang komplementer yang erat cenderung meningkatkan permintaan untuk barang ekonomi karena penggunaan dua barang secara bersamaan bisa lebih berharga bagi konsumen daripada menggunakannya secara terpisah, seperti selai kacang dan jeli.
Hukum Penawaran
Penawaran adalah jumlah total barang atau jasa tertentu yang tersedia untuk konsumen pada titik harga tertentu. Seiring fluktuasi penawaran suatu produk, demikian pula permintaan, yang secara langsung memengaruhi harga produk.
Hukum penawaran, adalah hukum mikroekonomi yang menyatakan bahwa, dengan semua faktor lain dianggap sama, seiring kenaikan harga suatu barang atau jasa, kuantitas yang ditawarkan oleh pemasok juga akan meningkat (dan sebaliknya). Ketika permintaan melebihi penawaran yang tersedia, harga suatu produk biasanya akan naik. Sebaliknya, jika penawaran suatu barang meningkat sementara permintaan tetap sama, harganya akan turun.