Kalau kamu sudah mengenal berbagai jenis trading, pasti kamu akan sadar kalau perdagangan berjangka punya karakteristik yang cukup berbeda dari instrumen finansial lainnya. Justru karena perbedaan inilah, banyak orang tertarik untuk mempelajarinya lebih dalam. Dalam dunia ini, ada dua istilah penting yang akan sering kamu dengar, yaitu “two-way opportunity” dan “leverage”. Dua hal inilah yang menjadi keunggulan perdagangan berjangka dibandingkan pasar lain, bahkan pasar saham sekalipun.
Apa Itu Two-Way Opportunity?
Di dunia keuangan, harga selalu bergerak dinamis. Kadang naik, kadang turun, dan kadang stagnan. Bedanya, di perdagangan berjangka kamu bisa memanfaatkan peluang dari dua arah pergerakan harga tersebut. Jadi, kamu bisa tetap mencari keuntungan baik ketika harga sedang naik maupun saat harga turun.
Kuncinya sederhana: ambil posisi yang sesuai dengan arah pergerakan harga. Konsep ini disebut “two-way opportunity”.
- Ketika harga diperkirakan naik, kamu bisa membuka posisi BUY atau sering juga disebut LONG. Jika analisismu benar dan harga benar-benar terus naik, keuntungan yang kamu dapatkan akan semakin besar.
- Sebaliknya, ketika kamu melihat potensi harga akan turun, maka yang kamu lakukan adalah membuka posisi SELL atau SHORT. Jika prediksimu tepat, keuntunganmu justru bisa semakin besar saat harga benar-benar turun.
Inilah salah satu kelebihan utama perdagangan berjangka. Tidak seperti investasi konvensional yang biasanya hanya bisa menghasilkan keuntungan ketika harga naik, di sini kamu bisa tetap berpeluang cuan meski pasar sedang lesu.
Namun tentu ada sisi risikonya juga. Kalau kamu membuka posisi BUY tapi harga justru turun, atau sebaliknya mengambil posisi SELL ketika harga malah naik, otomatis kamu akan mengalami kerugian. Karena itu, analisis pasar menjadi kunci penting sebelum membuka transaksi.
Selain itu, kamu juga harus memahami manajemen risiko dan membuat trading plan yang jelas. Dengan begitu, kamu bisa mengoptimalkan peluang sekaligus meminimalisir potensi rugi. Kedua aspek ini akan menjadi dasar yang sangat krusial dalam perjalanan trading-mu.
Apa Itu Leverage?
Sekarang mari kita masuk ke istilah berikutnya: leverage. Buat kamu yang masih baru, jangan khawatir kalau istilah ini terasa asing.
Bayangkan kamu sedang di jalan dan ban mobilmu bocor. Untuk menggantinya, kamu butuh dongkrak agar mobil bisa sedikit terangkat dari tanah. Dengan dongkrak, kamu tidak perlu mengeluarkan tenaga besar untuk mengangkat mobil yang berat. Alat sederhana ini membantu kamu melakukan pekerjaan yang sulit dengan usaha yang lebih kecil.
Begitulah kira-kira gambaran sederhana cara kerja leverage di perdagangan berjangka. Dengan modal relatif kecil, kamu bisa melakukan transaksi dengan nilai yang jauh lebih besar.
Misalnya leverage yang ditawarkan adalah 1:100. Artinya, untuk bisa melakukan transaksi senilai USD 100,000, kamu hanya perlu modal sebesar USD 1,000 saja.
Dalam istilah trading, nilai transaksi sebesar USD 100,000 ini disebut “contract size”, sementara modal minimal yang kamu keluarkan, yaitu USD 1,000, disebut “margin”.
Ilustrasi Penggunaan Leverage
Agar lebih jelas, bayangkan kamu melakukan transaksi sebesar EUR 100,000. Saat itu, kurs EUR/USD berada di angka 1.30000. Artinya, nilai transaksi tersebut setara dengan USD 130,000.
Tanpa leverage, tentu akan sangat berat bagi sebagian besar trader ritel untuk menyediakan dana sebesar itu. Tapi dengan adanya leverage 1:100, kamu cukup menyiapkan modal USD 1,000 untuk bisa mengendalikan transaksi besar tersebut.
Hal inilah yang membuat leverage begitu menarik. Ia memberikan kesempatan kepada trader dengan modal terbatas untuk tetap bisa ikut bermain di pasar besar.