Yen Jepang kembali menguat dan diperdagangkan di bawah level 156 per Dolar AS. Penguatan ini dipicu oleh melemahnya mata uang Dolar AS, seiring meningkatnya optimisme bahwa bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve, akan memangkas suku bunganya pada pertemuan bulan Desember mendatang.
Optimisme tersebut mencuat setelah data ekonomi terbaru AS mengindikasikan adanya perlambatan belanja konsumen – sinyal bahwa roda ekonomi mulai kehilangan momentum. Di sisi lain, beredar pula laporan mengenai kemungkinan dipilihnya kandidat yang lebih dovish sebagai calon ketua The Fed berikutnya.
Dari sisi Jepang, Yen mendapatkan katalis positif dari menguatnya spekulasi bahwa pemerintah Jepang siap melakukan intervensi di pasar valuta asing. Libur Hari Thanksgiving di AS yang jatuh pada hari Kamis dipandang sebagai celah waktu yang potensial bagi pemerintah Jepang untuk melakukan intervensi.
Spekulasi ini diperkuat oleh pernyataan Takuji Aida – penasihat Perdana Menteri Sanae Takaichi – yang menegaskan kesiapan pemerintah Jepang untuk bertindak aktif guna meredam dampak negatif pelemahan Yen terhadap ekonomi. Sikap tersebut sejalan dengan pernyataan dari Gubernur Bank of Japan, Kazuo Ueda, dan Menteri Keuangan, Satsuki Katayama, yang sama-sama menyoroti pentingnya menjaga stabilitas nilai tukar.
