Harga emas merangkak naik ke atas level $3900 per troy ons, sekaligus kembali membukukan rekor tertinggi sepanjang masa, seiring meningkatnya permintaan aset safe haven di tengah belum meredanya kekhawatiran atas penutupan pemerintahan AS.
Krisis anggaran di AS kian memburuk setelah Senat pada hari Jumat (3/10) lalu gagal menyetujui dua Rancangan Undang-undang yang bertujuan untuk memperpanjang pendanaan pemerintah federal. Kondisi ini membuat penutupan pemerintahan diperpanjang dan menunda rilis sejumlah data ekonomi penting, termasuk data non-farm payrolls bulan September.
Dengan adanya penundaan rilis data ekonomi tersebut, para investor kini hanya mengandalkan data alternatif yang mengindikasikan pasar tenaga kerja AS mengalami pelemahan, sehingga memperkuat ekspektasi The Fed akan kembali menurunkan suku bunganya dalam waktu dekat. Saat ini, para investor memperkirakan peluang The Fed memangkas suku bunganya sebesar 25 bps pada pertemuan bulan Oktober adalah sekitar 95%, dan 84% untuk pertemuan bulan Desember.
Meski tanpa data ekonomi terbaru, para investor tetap menantikan pernyataan terbaru dari sejumlah pejabat Federal Reserve pada pekan ini, untuk mencari petunjuk lebih lanjut terkait arah kebijakan moneter The Fed berikutnya.
Sejak awal tahun, harga emas telah melonjak hampir 50%, ditopang oleh meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global, menguatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga lebih lanjut, tingginya pembelian emas oleh bank sentral dan arus dana yang masuk ke produk investasi berbasis emas.


