Harga minyak mentah WTI diperdagangkan di sekitar level $70.5 per barel, terbebani oleh meningkatnya kekhawatiran terhadap prospek permintaan minyak global.
Mengecewakannya data ekonomi terbaru China telah meningkatkan ketidakpastian seputar prospek ekonomi negara tersebut, sekaligus meningkatkan kekhawatiran seputar prospek permintaan minyak dari negara importir minyak mentah terbesar di dunia tersebut. Harga minyak juga dibebani oleh adanya kekhawatiran seputar surplus pasokan di tengah memanasnya tensi geopolitik di wilayah Rusia dan Timur Tengah.
Mengecewakannya data aktivitas manufaktur Amerika Serikat dan Zona Euro juga turut membebani harga minyak, di mana kondisi tersebut dikhawatirkan akan membuat permintaan minyak dari sejumlah negara maju melemah.
Sementara itu, fokus para investor selanjutnya tertuju pada pertemuan Federal Reserve pada akhir pekan ini. Pada pertemuannya kali ini, The Fed diprediksi akan menurunkan suku bunganya sebesar 25 bps, dan para investor akan mencermati implikasi dari kebijakan tesrebut terhadap ekonomi global dan pasar energi.
