Harga minyak mentah WTI kembali diperdagangkan di bawah level $71 per barel pasca persediaan minyak mentah AS dilaporkan naik lebih tinggi dari ekspektasi pasar.
Menurut data API, persediaan minyak mentah AS pada pekan lalu naik 1.6 juta barel, atau jauh lebih tinggi dari perkiraan naik 0.7 juta barel.
Meskipun demikian, persediaan bensin dan produk olahan minyak lainnya mengalami penurunan.
Di tempat terpisah, para investor terus memantau upaya diplomatik di Timur Tengah, terlebih di tengah terus berlanjutnya serangan Israel ke Gaza dan Lebanon.
Sementara itu, kebijakan stimulus China baru-baru ini, termasuk keputusan untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan, berhasil mendongkrak harga minyak.
Akan tetapi, para investor masih terus mengkhawatirkan prospek permintaan minyak dari importir minyak mentah terbesar di dunia tersebut dalam jangka panjang.
Tidak hanya itu, harga minyak juga dibayangi oleh adanya kekhawatiran bahwa produksi minyak global pada beberapa kuartal mendatang akan mengalami surplus, dan meredanya spekulasi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunganya secara agresif.