Harga minyak mentah WTI rebound ke sekitar level $69.50 per barel setelah sempat tertekan hingga ke sekitar level $68.59. Rebound ini terjadi pasca data ekonomi AS terbaru membukukan hasil yang positif, yang juga mengindikasikan bahwa ekonomi AS masih tetap kuat.
Turut menambah sentimen positif, impor minyak mentah India naik 2.6% (YoY), mencapai 19.07 juta metrik ton. Kenaikan dipicu oleh tingginya permintaan serta meningkatnya aktivitas ekonomi dan perjalanan.
Terlepas dari faktor-faktor positif tersebut, kekhawatiran akan potensi terjadinya kelebihan pasokan pada tahun depan terus membayangi harga minyak. Di Eropa, kekhawatiran akan pasokan mereda setelah sejumlah laporan mengatakan bahwa jalur pipa Druzhba kembali beroperasi setelah stasiun pompa Rusia sempat mengalami masalah teknis.
Di tempat terpisah, harga minyak tertekan oleh menguatnya mata uang Dolar AS, yang membuat harga minyak dalam denominasi Dolar AS menjadi kurang menarik bagi para pembeli dalam mata uang lainnya. Selain itu, pernyataan Sinopec – perusahaan kilang minyak terbesar di Asia, yang memproyeksikan konsumsi minyak China akan mencapai puncaknya pada tahun 2027, turut menambah ketidakpastian di pasar.
