Harga minyak mentah WTI turun ke sekitar level $64 per barel, dan berpotensi membukukan kinerja negatif dalam basis bulanan, meskipun masih mencatatkan kenaikan dalam basis mingguan.
Kenaikan harga minyak baru-baru ini ditopang oleh memanasnya tensi geopolitik dan meningkatnya kekhawatiran seputar pasokan. Para pelaku pasar mencermati serangan drone Ukraina terhadap terminal ekspor Rusia serta potensi ancaman sanksi yang lebih ketat dari Presiden AS Donald Trump. Selain itu, investor juga memantau dampak tarif impor AS terhadap India, meskipun pengiriman minyak Rusia ke negara tersebut diperkirakan akan tetap meningkat.
Namun, harga minyak juga dibayangi oleh kekhawatiran seputar pasokan. Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan pasokan minyak pada beberapa kuartal mendatang akan melampaui permintaan. Upaya OPEC+ untuk meningkatkan produksi minyaknya yang sempat dipangkas serta turunnya konsumsi minyak di AS menjelang berakhirnya musim liburan musim panas juga turut membebani harga minyak.
Di sisi lain, ekspor minyak Rusia dari terminal Ust-Luga pada bulan September diperkirakan akan turun setengahnya. Sementara itu, pengiriman minyak melalui pipa Druzhba ke Hungaria dan Slovakia kembali beroperasi. Kondisi ini membuat prospek pasar minyak terus dibayangi ketidakpastian.