Harga minyak mentah WTI turun ke sekitar level $77.5 per barel menyusul adanya aksi jual pada aset berisiko.
Penurunan harga minyak juga terjadi menjelang keputusan kebijakan moneter terbaru Federal Reserve, terlebih setelah sejumlah data ekonomi AS yang positif berhasil meredam spekulasi seputar penurunan suku bunga.
Di tempat terpisah, aktivitas manufaktur China dilaporkan mengalami kontraksi selama empat bulan berturut-turut – mengindikasikan lemahnya permintaan di negara importir minyak mentah di dunia tersebut.
Terlepas dari sentimen tersebut, harga minyak masih ditopang oleh eskalasi geopolitik di Timur Tengah, terutama pasca terjadinya serangan drone terhadap pasukan AS di dekat perbatasan Yordania-Suriah pada pekan lalu.
Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa ia telah memutuskan cara untuk menanggapi serangan tersebut – tanpa memberikan rincian secara mendalam, namun mengindikasikan bahwa ia ingin menghindari konflik yang lebih luas di wilayah tersebut.