Harga minyak mentah WTI diperdagangkan di sekitar level $69.4 per barel di tengah belum meredanya kekhawatiran seputar prospek permintaan.
Meningkatnya kekhawatiran terhadap prospek permintaan dipicu oleh mengecewakannya data sektor manufaktur China dan AS.
Selain itu, pasokan minyak dari Libya yang berpotensi meningkat juga turut membebani harga minyak. Situasi tersebut terjadi setelah sejumlah faksi politik di negara tersebut hampir mencapai kesepakatan.
Di sisi lain, penurunan harga minyak dibatasi oleh anjloknya persediaan minyak mentah AS.
Menurut data EIA, persediaan minyak mentah AS pada pekan lalu anjlok 6.9 juta barel – jauh lebih tinggi dari perkiraan turun 1.1 juta barel.
Lebih lanjut, harga minyak juga ditopang oleh keputusan OPEC+ yang menunda rencananya untuk meningkatkan produksi minyak pada Q4 2024.