Business Plan adalah dokumen yang merinci tujuan perusahaan dan cara mencapainya. Business Plan dapat bermanfaat bagi perusahaan rintisan maupun perusahaan yang sudah mapan. Bagi perusahaan rintisan, Business Plan dapat menjadi sangat penting untuk memenangkan hati pemberi pinjaman dan investor. Bisnis yang sudah mapan dapat merasakan manfaatnya agar tetap berada di jalur yang benar dan tidak kehilangan arah. Artikel ini menjelaskan apa saja yang perlu disertakan dalam Business Plan yang efektif dan bagaimana cara menulisnya.
Memahami Business Plan
Setiap bisnis baru harus memiliki Business Plan sebelum memulai operasi. Faktanya, bank dan perusahaan modal ventura sering kali ingin melihat Business Plan sebelum mereka mempertimbangkan untuk memberikan pinjaman atau menyediakan modal untuk bisnis baru. Bahkan jika bisnis tidak ingin mengumpulkan uang tambahan, Business Plan dapat membantunya fokus pada tujuannya. Sebuah artikel Harvard Business Review tahun 2017 melaporkan bahwa, “Pengusaha yang menulis rencana formal memiliki kemungkinan 16% lebih besar untuk mencapai keberlangsungan usaha dibandingkan dengan pengusaha yang tidak memiliki rencana.” Idealnya, Business Plan harus ditinjau dan diperbarui secara berkala untuk mencerminkan tujuan yang telah dicapai atau yang mungkin telah berubah. Sebuah bisnis mapan yang telah memutuskan untuk bergerak ke arah yang baru mungkin akan membuat Business Plan yang sama sekali baru untuk dirinya sendiri. Ada banyak manfaat dari membuat (dan berpegang teguh pada) Business Plan yang disusun dengan baik. Manfaat tersebut antara lain adalah kemampuan untuk memikirkan ide sebelum menginvestasikan terlalu banyak uang dan menyoroti potensi hambatan menuju kesuksesan. Perusahaan juga dapat membagikan Business Plannya kepada pihak luar yang tepercaya untuk mendapatkan umpan balik yang objektif. Selain itu, Business Plan dapat membantu tim eksekutif perusahaan untuk tetap berada di jalur yang sama tentang item tindakan strategis dan prioritas. Business Plan, bahkan di antara para pesaing di industri yang sama, jarang sekali sama. Namun, mereka sering kali memiliki beberapa elemen dasar yang sama, seperti yang kami jelaskan di bawah ini.
Cara Menulis Business Plan
Meskipun ada sejumlah template yang bisa Anda gunakan untuk menulis Business Plan, sebaiknya hindari membuat Business Plan yang terlihat umum. Biarkan rencana Anda mencerminkan kepribadian unik bisnis Anda. Banyak Business Plan menggunakan beberapa kombinasi bagian di bawah ini, dengan tingkat detail yang berbeda-beda, tergantung perusahaannya.
Elemen-elemen Umum dari Business Plan
Panjang Business Plan dapat sangat bervariasi dari satu bisnis ke bisnis lainnya. Apapun itu, yang terbaik adalah memasukkan informasi dasar ke dalam dokumen 15 hingga 25 halaman. Elemen penting lainnya yang memakan banyak tempat-seperti permohonan paten-dapat dirujuk dalam dokumen utama dan dilampirkan sebagai lampiran.
Ini adalah beberapa elemen yang paling umum dalam banyak Business Plan:
- Ringkasan eksekutif: Bagian ini memperkenalkan perusahaan dan menyertakan pernyataan misinya beserta informasi yang relevan tentang kepemimpinan, karyawan, operasi, dan lokasi perusahaan.
- Produk dan layanan: Di sini, perusahaan harus menjelaskan produk dan layanan yang ditawarkan atau yang akan diperkenalkan. Hal ini dapat mencakup rincian tentang harga, masa pakai produk, dan manfaat unik bagi konsumen. Faktor-faktor lain yang dapat dimasukkan ke dalam bagian ini termasuk proses produksi dan manufaktur, paten yang relevan yang mungkin dimiliki perusahaan, serta teknologi eksklusif. Informasi tentang penelitian dan pengembangan (R&D) juga dapat dimasukkan di sini.
- Analisis pasar: Sebuah perusahaan harus memiliki pemahaman yang baik tentang kondisi industri saat ini dan persaingan yang ada. Bagian ini harus menjelaskan posisi perusahaan, jenis pelanggan yang akan ditargetkan, dan seberapa mudah atau sulitnya merebut pangsa pasar dari perusahaan yang sudah ada.
- Strategi pemasaran: Bagian ini dapat menjelaskan bagaimana perusahaan berencana untuk menarik dan mempertahankan pelanggan, termasuk kampanye iklan dan pemasaran yang diantisipasi. Bagian ini juga harus menjelaskan saluran distribusi yang akan digunakan untuk menyampaikan produk atau layanan kepada konsumen.
- Rencana dan proyeksi keuangan: Bisnis yang sudah mapan dapat menyertakan laporan keuangan, neraca, dan informasi keuangan relevan lainnya. Bisnis baru dapat memberikan target dan perkiraan keuangan untuk beberapa tahun pertama. Rencana Anda mungkin juga mencakup permintaan pendanaan yang Anda buat.
2 Jenis Rencana Bisnis
Business Plan bisa dalam berbagai bentuk, namun terkadang dibagi menjadi dua kategori dasar: startup tradisional dan ramping. Menurut Administrasi Bisnis Kecil AS (SBA), Business Plan tradisional adalah yang paling umum di antara keduanya.
- Business Plan tradisional: Rencana ini cenderung lebih panjang daripada rencana startup yang ramping dan berisi lebih banyak detail. Akibatnya, rencana ini membutuhkan lebih banyak pekerjaan dari pihak bisnis, tetapi juga bisa lebih persuasif (dan meyakinkan) bagi calon investor.
- Business Plan startup yang ramping: Business Plan ini menggunakan struktur singkat yang menyoroti elemen-elemen kunci. Business Plan ini singkat – sesingkat satu halaman – dan hanya memberikan detail paling dasar. Jika sebuah perusahaan ingin menggunakan jenis rencana ini, mereka harus siap untuk memberikan lebih banyak detail jika investor atau pemberi pinjaman memintanya.
Kesimpulan
Business Plan dapat berguna bagi semua jenis perusahaan. Namun, seiring dengan pertumbuhan perusahaan dan perubahan dunia di sekitarnya, begitu juga dengan Business Plannya. Jadi, jangan anggap Business Plan Anda sebagai pahatan di atas batu granit, tetapi sebagai dokumen hidup yang dirancang untuk berkembang bersama bisnis Anda.