Capitulation dalam dunia keuangan menggambarkan lonjakan tekanan jual yang dramatis di pasar atau sekuritas yang menurun yang menandai penyerahan massal oleh para investor. Penurunan harga pasar yang dramatis dapat menandai akhir dari penurunan, karena mereka yang tidak menjual selama kepanikan tidak mungkin melakukannya segera setelahnya.
Capitulation biasanya terjadi setelah penurunan harga yang signifikan, yang dapat terjadi bahkan ketika banyak investor tetap bullish. Ketika penurunan semakin cepat, ia mencapai titik di mana penjualan oleh investor yang tidak ingin menderita kerugian lebih lanjut akan menjadi bola salju, yang menyebabkan penurunan harga yang dramatis.
Volume perdagangan besar yang menyertai penurunan ini mengguncang “tangan-tangan lemah” – para investor yang tidak memiliki keyakinan – dan menggantinya dengan para pemegang saham yang lebih toleran terhadap risiko yang mungkin belum pernah mengalami kerugian sebelumnya dan bersedia membeli pada akhir penurunan yang berlarut-larut yang ditutup dengan penurunan dramatis.
Trader mencari volume perdagangan yang sangat tinggi yang menyertai penurunan harga yang tajam untuk menandakan capitulation. Mereka mencoba mengantisipasi tanda yang paling pasti dari capitulation: rebound harga yang terjadi setelah aksi jual panik berakhir.
Memahami Capitulation
Capitulation berarti menyerah. Di pasar finansial, capitulation menandai titik waktu ketika sebagian besar investor secara bersamaan menyerah dan tidak lagi berharap dapat memulihkan kerugian yang baru saja terjadi, biasanya ketika penurunan harga semakin cepat.
Misalkan saham yang Anda miliki turun 30%, tetapi Anda yakin saham tersebut akan bangkit kembali. Bayangkan jika saham tersebut turun 20% lagi, namun ternyata fundamentalnya masih solid. Mungkin Anda membeli sedikit lebih banyak saat harga turun. Sekarang bayangkan saham yang sama turun 15% dalam sehari dan kekecewaan harian telah memberi jalan pada pengetahuan tertentu bahwa Anda membeli saham yang merugi yang bisa turun lebih rendah lagi. Menjual saham tersebut akan menjadi tindakan menyerah.
Perhatikan bahwa saham tersebut sudah turun 15% dalam sehari, menunjukkan bahwa orang lain juga merasakan hal yang sama. Meskipun kesengsaraan mungkin menyenangkan, capitulation membutuhkan banyak orang yang panik.
Capitulation berarti penjual “salah” atau pembeli “benar”. Meskipun rebound jangka pendek mengikuti capitulation menurut definisi, bukan berarti harga tidak dapat turun lebih rendah lagi nantinya, jika pembalikan arah di masa depan mengubah “tangan kuat” baru menjadi penjual.
Pasar bearish dapat menampilkan penurunan harga bervolume tinggi yang berulang-ulang dan panggilan capitulation yang terlalu dini. Kenyataannya, kondisi ini hanya dapat didiagnosis dengan pasti di belakang hari, jika harga kembali naik.
Menggunakan Analisis Teknikal untuk Mengidentifikasi Capitulation
Capitulation sering kali menandakan titik balik utama dalam pergerakan harga sekuritas dan instrumen keuangan yang mendasarinya. Analis teknikal menggunakan grafik lilin untuk mengidentifikasi pola capitulation. Salah satu pola tersebut adalah hammer candle, yang menandai sesi perdagangan di mana harga turun jauh di bawah level pembukaannya, tetapi berbalik untuk mendapatkan kembali sebagian besar kerugian pada saat penutupan. Ketika disertai dengan volume yang besar, ini menunjukkan bahwa penurunan telah mencapai klimaks.
Sebaliknya, candle shooting star yang menggambarkan sesi di mana harga naik tajam tetapi kemudian berbalik untuk menutup di dekat level pembukaan sering kali terbentuk di akhir aksi beli, yang mengindikasikan puncak telah terjadi.
Contoh Capitulation di Dunia Nyata
Meskipun capitulation sulit dibedakan dari penurunan volume tinggi yang biasa terjadi, capitulation mudah dikenali dengan melihat ke belakang: cari saja rebound harga yang signifikan.
Pada 18 Maret 2020, indeks S&P 500 turun hampir 10% dari penutupan hari sebelumnya di tengah kejatuhan pasar COVID-19, hanya untuk berbalik dan ditutup turun 5,2% pada hari itu dan 1,6% di bawah harga pembukaan. Namun, hal itu bukanlah sebuah penyerahan diri, jika dilihat dari sudut pandang retrospektif.
Pada tanggal 23 Maret 2020, S&P 500 anjlok hampir 5% secara intraday pada posisi terendahnya tetapi berhasil ditutup dengan kerugian “hanya” 2,9%. Kita tahu bahwa itu adalah capitulation karena indeks kemudian naik 17% selama minggu berikutnya.