Cash-on-cash return adalah tingkat pengembalian yang sering digunakan dalam transaksi real estat yang menghitung pendapatan tunai yang diperoleh dari uang tunai yang diinvestasikan dalam sebuah properti. Sederhananya, cash-on-cash return mengukur keuntungan tahunan yang diperoleh investor dari properti sehubungan dengan jumlah cicilan yang dibayarkan pada tahun yang sama. Perhitungan ini dianggap relatif mudah dipahami dan merupakan salah satu perhitungan ROI real estat yang paling penting.
Memahami Cash-On-Cash Return
Cash-on-cash return adalah metrik yang biasanya digunakan untuk mengukur kinerja investasi real estat komersial. Kadang-kadang disebut sebagai hasil tunai atas investasi properti. Tingkat cash-on-cash return memberi pemilik bisnis dan investor analisis rencana bisnis untuk properti dan potensi distribusi tunai selama masa investasi.
Analisis cash-on-cash return sering digunakan untuk properti investasi yang melibatkan pinjaman utang jangka panjang. Ketika utang disertakan dalam transaksi real estat, seperti halnya dengan sebagian besar properti komersial, pengembalian tunai aktual atas investasi berbeda dari pengembalian investasi (ROI) standar.
Perhitungan berdasarkan ROI standar memperhitungkan total pengembalian investasi. Di sisi lain, laba atas kas, hanya mengukur laba atas kas aktual yang diinvestasikan, sehingga memberikan analisis yang lebih akurat atas kinerja investasi.
Rumus untuk cash-on-cash adalah:
Contoh Cash-On-Cash Return
Pengembalian tunai-ke-kas menggunakan arus kas masuk sebelum pajak dari properti investasi yang diterima oleh investor dan arus kas keluar sebelum pajak yang dibayarkan oleh investor. Sebagai contoh, misalkan seorang investor real estat komersial berinvestasi di sebuah properti yang tidak menghasilkan pendapatan bulanan.
Total harga pembelian properti tersebut adalah $1 juta. Investor membayar uang tunai sebesar $100.000 sebagai uang muka dan meminjam $900.000 dari bank. Biaya yang harus dibayar adalah biaya penutupan, premi asuransi, dan biaya pemeliharaan sebesar $10.000, yang juga dibayarkan oleh investor.
Setelah satu tahun, investor telah membayar $25.000 untuk pembayaran pinjaman, dimana $5.000 adalah pembayaran pokok. Investor memutuskan untuk menjual properti tersebut seharga $1,1 juta setelah satu tahun. Ini berarti total arus kas keluar investor adalah $135.000, dan setelah utang sebesar $895.000 dilunasi, ia memiliki arus kas masuk sebesar $205.000. Cash-on-cash return investor adalah: ($205.000 – $135.000) / $135.000 = 51,9%.
Selain untuk mendapatkan imbal hasil saat ini, imbal hasil tunai-ke-tunai juga dapat digunakan untuk meramalkan distribusi kas yang diharapkan di masa depan dari suatu investasi. Namun, tidak seperti distribusi pembayaran kupon bulanan, ini bukanlah pengembalian yang dijanjikan, melainkan target yang digunakan untuk menilai potensi investasi. Dengan demikian, imbal hasil tunai-ke-tunai adalah perkiraan dari apa yang mungkin diterima investor selama masa investasi.