BerandaIstilahCurrent Liabilities

Current Liabilities

Current Liabilities adalah kewajiban keuangan jangka pendek perusahaan yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau dalam siklus operasi normal. Siklus operasi, juga disebut sebagai siklus konversi kas, adalah waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk membeli persediaan dan mengubahnya menjadi kas dari penjualan. Contoh Current Liabilities adalah uang yang harus dibayarkan kepada pemasok dalam bentuk utang usaha.

Memahami Current Liabilities

Current Liabilities biasanya diselesaikan dengan menggunakan aset lancar, yang merupakan aset yang habis dalam waktu satu tahun. Aset lancar meliputi kas atau piutang usaha, yaitu uang yang terutang oleh pelanggan atas penjualan. Rasio aset lancar terhadap Current Liabilities penting dalam menentukan kemampuan berkelanjutan perusahaan untuk membayar utangnya pada saat jatuh tempo.

Hutang usaha biasanya merupakan salah satu akun Current Liabilities terbesar dalam laporan keuangan perusahaan, dan mewakili faktur pemasok yang belum dibayar. Perusahaan berusaha mencocokkan tanggal pembayaran agar piutang usaha mereka tertagih sebelum utang usaha jatuh tempo kepada pemasok.

Sebagai contoh, sebuah perusahaan mungkin memiliki jangka waktu 60 hari untuk uang yang terutang kepada pemasok mereka, yang berakibat mengharuskan pelanggan mereka membayar dalam jangka waktu 30 hari. Current Liabilities juga dapat diselesaikan dengan membuat Current Liabilities baru, seperti kewajiban utang jangka pendek baru.

Di bawah ini adalah daftar Current Liabilities yang paling umum ditemukan di neraca:

–         Utang usaha

–         Utang jangka pendek seperti pinjaman bank atau surat berharga yang diterbitkan untuk mendanai operasi

–         Utang dividen

–         Wesel bayar-bagian pokok dari utang yang belum dilunasi

–         Bagian lancar dari pendapatan yang ditangguhkan, seperti pembayaran di muka oleh pelanggan untuk pekerjaan yang belum diselesaikan atau diperoleh

–         Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun

–         Utang bunga atas utang yang masih harus dibayar, termasuk utang jangka panjang

–         Pajak penghasilan yang harus dibayar dalam satu tahun ke depan

Terkadang, perusahaan menggunakan akun yang disebut Current Liabilities lainnya sebagai item baris umum di neraca mereka untuk memasukkan semua kewajiban lain yang jatuh tempo dalam satu tahun yang tidak diklasifikasikan di tempat lain. Akun Current Liabilities dapat bervariasi menurut industri atau menurut berbagai peraturan pemerintah.

Para analis dan kreditor sering menggunakan rasio lancar. Rasio lancar mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang atau kewajiban keuangan jangka pendeknya. Rasio ini, yang dihitung dengan membagi aset lancar dengan Current Liabilities, menunjukkan seberapa baik perusahaan mengelola neraca untuk melunasi utang dan kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini menunjukkan kepada investor dan analis apakah sebuah perusahaan memiliki aset lancar yang cukup di neraca untuk memenuhi atau melunasi utang lancar dan utang lainnya.

Rasio cepat adalah rumus yang sama dengan rasio lancar, kecuali bahwa rasio ini mengurangi nilai total persediaan sebelumnya. Rasio cepat adalah ukuran yang lebih konservatif untuk likuiditas karena hanya mencakup aset lancar yang dapat dengan cepat dikonversi menjadi uang tunai untuk melunasi Current Liabilities.

Angka yang lebih tinggi dari satu adalah ideal untuk rasio lancar dan rasio cepat, karena ini menunjukkan bahwa ada lebih banyak aset lancar untuk membayar utang jangka pendek. Namun, jika angkanya terlalu tinggi, itu bisa berarti perusahaan tidak memanfaatkan asetnya sebaik yang seharusnya.

Analisis Current Liabilities penting bagi investor dan kreditor. Bank, misalnya, ingin mengetahui sebelum memberikan kredit apakah perusahaan menagih – atau membayar – piutangnya secara tepat waktu. Di sisi lain, pembayaran tepat waktu atas utang perusahaan juga penting. Rasio lancar dan rasio cepat membantu dalam analisis solvabilitas keuangan perusahaan dan manajemen Current Liabilitiesnya.

Akuntansi untuk Current Liabilities

Ketika sebuah perusahaan menentukan bahwa mereka menerima manfaat ekonomi yang harus dibayar dalam waktu satu tahun, mereka harus segera mencatat entri kredit untuk Current Liabilities. Bergantung pada sifat manfaat yang diterima, akuntan perusahaan mengklasifikasikannya sebagai aset atau beban, yang akan menerima entri debit.

Sebagai contoh, sebuah perusahaan manufaktur mobil besar menerima kiriman sistem pembuangan dari vendornya, yang harus dibayar sebesar $10 juta dalam waktu 90 hari ke depan. Karena bahan-bahan ini tidak segera dimasukkan ke dalam produksi, akuntan perusahaan mencatat entri kredit ke utang usaha dan entri debit ke persediaan, akun aset, sebesar $10 juta. Ketika perusahaan membayar saldo utang kepada pemasok, perusahaan mendebit utang usaha dan mengkredit kas sebesar $10 juta.

Misalkan sebuah perusahaan menerima layanan persiapan pajak dari auditor eksternal, yang harus membayar $1 juta dalam waktu 60 hari ke depan. Akuntan perusahaan mencatat debit sebesar $1 juta ke akun biaya audit dan kredit sebesar $1 juta ke akun Current Liabilities lainnya. Ketika pembayaran sebesar $1 juta dilakukan, akuntan perusahaan mencatat debit $1 juta ke akun Current Liabilities lainnya dan kredit $1 juta ke akun kas.

Kesimpulan

Current Liabilities adalah kewajiban keuangan jangka pendek perusahaan: tagihan yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau dalam siklus operasi normal. Current Liabilities biasanya diselesaikan dengan menggunakan aset lancar. Contoh Current Liabilities termasuk utang usaha, utang jangka pendek, dividen, dan wesel bayar, serta pajak penghasilan terutang.Analisis Current Liabilities penting bagi investor dan kreditor. Hal ini dapat memberikan gambaran tentang solvabilitas keuangan perusahaan dan manajemen Current Liabilitiesnya.

Artikel Sebelumnya
Artikel Berikutnya

Baca Juga