Deferred Tax Asset adalah item di neraca perusahaan yang mengurangi penghasilan kena pajak di masa depan. Aset item baris tersebut dapat ditemukan ketika suatu bisnis membayar lebih pajaknya. Uang ini pada akhirnya akan dikembalikan ke bisnis dalam bentuk keringanan pajak. Oleh karena itu, kelebihan pembayaran tersebut menjadi aset bagi perusahaan. Deferred Tax Asset adalah kebalikan dari kewajiban pajak tangguhan, yang menunjukkan perkiraan peningkatan jumlah pajak penghasilan terutang suatu perusahaan.
Memahami Deferred Tax Asset
Deferred Tax Asset sering kali timbul ketika pajak dibayar atau dialihkan tetapi belum dapat diakui dalam laporan laba rugi perusahaan. Misalnya, Deferred Tax Asset dapat terjadi ketika otoritas pajak mengakui pendapatan atau beban pada waktu yang berbeda dari periode yang diikuti perusahaan sebagai standar akuntansi. Aset ini membantu mengurangi kewajiban pajak perusahaan di masa depan. Penting untuk dicatat bahwa Deferred Tax Asset diakui hanya jika perbedaan antara nilai kerugian atau penyusutan aset tersebut diharapkan dapat mengimbangi laba masa depan. Deferred Tax Asset dapat dibandingkan dengan sewa yang dibayar di muka atau premi asuransi yang dapat dikembalikan. Meskipun perusahaan tersebut tidak lagi memiliki uang tunai, namun perusahaan tersebut mempunyai nilai yang sebanding, dan hal ini harus tercermin dalam laporan keuangannya.
Contoh Deferred Tax Asset
Salah satu contoh langsung dari Deferred Tax Asset adalah sisa kerugian. Jika suatu perusahaan mengalami kerugian dalam suatu tahun anggaran, biasanya perusahaan tersebut berhak menggunakan kerugian tersebut untuk menurunkan penghasilan kena pajaknya pada tahun-tahun berikutnya. Dalam artian, kerugian adalah sebuah aset.
Skenario lain muncul ketika terdapat perbedaan antara aturan akuntansi dan aturan perpajakan. Misalnya, pajak tangguhan terjadi ketika beban diakui dalam laporan laba rugi perusahaan sebelum beban tersebut diwajibkan untuk diakui oleh otoritas pajak atau ketika pendapatan dikenakan pajak sebelum dikenakan pajak dalam laporan laba rugi. Pada dasarnya, apabila dasar pengenaan pajak atau peraturan perpajakan untuk aset dan/atau liabilitas berbeda, terdapat peluang untuk menciptakan Deferred Tax Asset.
Cara Menghitung Deferred Tax Asset
Katakanlah sebuah perusahaan manufaktur komputer memperkirakan, berdasarkan pengalaman masa lalu, bahwa persentase komputer yang akan dikirim kembali untuk perbaikan garansi pada tahun depan adalah 2% dari total produksi. Jika total pendapatan perusahaan pada tahun pertama adalah $3.000 dan beban jaminan dalam pembukuannya adalah $60 (2% x $3.000), maka penghasilan kena pajak perusahaan adalah $2.940. Namun, sebagian besar otoritas pajak tidak mengizinkan perusahaan untuk memotong biaya berdasarkan jaminan yang diharapkan. Jadi, perusahaan diharuskan membayar pajak sebesar $3.000 penuh. Jika tarif pajak perusahaan adalah 30%, selisih $18 ($60 x 30%) antara pajak yang harus dibayar dalam laporan laba rugi dan pajak sebenarnya yang dibayarkan kepada otoritas pajak merupakan Deferred Tax Asset.
Pertimbangan Khusus
Ada beberapa karakteristik utama Deferred Tax Asset yang perlu dipertimbangkan. Pertama, mulai tahun pajak 2018, hal tersebut dapat diteruskan tanpa batas waktu bagi sebagian besar perusahaan, namun tidak dapat lagi ditarik kembali.
Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah bagaimana tarif pajak mempengaruhi nilai Deferred Tax Asset. Jika tarif pajak naik, hal ini menguntungkan perusahaan karena nilai aset juga naik. Hal ini memberikan bantalan yang lebih besar untuk pendapatan yang lebih besar. Namun jika tarif pajak turun maka nilai aset pajak juga menurun. Artinya, perusahaan mungkin tidak bisa menggunakan seluruh manfaatnya sebelum batas waktu hari pajak.
Kesimpulan
Deferred Tax Asset berkaitan dengan kelebihan pembayaran atau pembayaran pajak di muka. Misalnya, Deferred Tax Asset dapat terjadi jika terdapat perbedaan antara saat otoritas pajak mengakui pendapatan dan saat perusahaan mengakuinya, berdasarkan standar akuntansi yang dianut oleh otoritas pajak. Deferred Tax Asset dapat mengurangi penghasilan kena pajak suatu perusahaan di masa depan. Deferred Tax Asset adalah aset keuangan (bukan aset berwujud) yang muncul di neraca perusahaan sebagai aset tidak lancar.