Demand Shock adalah peristiwa tiba-tiba yang tidak terduga yang secara dramatis meningkatkan atau menurunkan permintaan suatu produk atau layanan, biasanya bersifat sementara. Demand Shock positif adalah peningkatan permintaan secara tiba-tiba, sedangkan Demand Shock negatif adalah penurunan permintaan. Kejutan mana pun akan berdampak pada harga produk atau layanan. Demand Shock dapat dikontraskan dengan guncangan penawaran, yaitu perubahan mendadak dalam pasokan suatu produk atau jasa yang menyebabkan dampak ekonomi yang dapat diamati. Supply and demand shocks adalah contoh economic shocks/ guncangan ekonomi.
Memahami Demand Shock
Demand Shock adalah gangguan besar namun bersifat sementara terhadap harga pasar suatu produk atau jasa, yang disebabkan oleh peristiwa tak terduga yang mengubah persepsi dan permintaan. Gempa bumi, peristiwa teroris, kemajuan teknologi, dan program stimulus pemerintah dapat menyebabkan Demand Shock. Begitu pula dengan ulasan negatif, penarikan kembali produk, atau peristiwa berita yang mengejutkan.
Supply and Demand (Penawaran dan permintaan)
Ketika permintaan terhadap suatu barang atau jasa meningkat pesat, harganya biasanya meningkat karena pemasok tidak dapat mengatasi peningkatan permintaan tersebut. Secara ekonomi, hal ini mengakibatkan pergeseran kurva permintaan ke kanan. Penurunan permintaan yang tiba-tiba menyebabkan hal sebaliknya terjadi. Pasokan yang ada terlalu besar untuk memenuhi permintaan. Demand Shock lainnya dapat datang dari antisipasi bencana alam atau peristiwa iklim, seperti kehabisan air kemasan, generator cadangan, atau kipas angin listrik.
Demand Shock yang positif dapat datang dari kebijakan fiskal, seperti stimulus ekonomi atau pemotongan pajak. Demand Shock negatif dapat berasal dari kebijakan kontraktif, seperti pengetatan jumlah uang beredar atau penurunan belanja pemerintah. Entah positif atau negatif, hal ini dapat dianggap sebagai guncangan yang disengaja terhadap sistem.
Contoh Demand Shock
Maraknya mobil listrik selama beberapa tahun terakhir adalah contoh nyata dari Demand Shock. Sulit untuk memprediksi permintaan mobil listrik dan suku cadangnya. Baterai litium, misalnya, memiliki permintaan yang rendah pada pertengahan tahun 2000-an. Sejak tahun 2010, peningkatan permintaan mobil listrik dari perusahaan seperti Tesla Motors meningkatkan pangsa pasar keseluruhan mobil ini menjadi 3% atau sekitar 2.100.000 kendaraan. Permintaan baterai litium untuk menggerakkan mobil juga meningkat tajam, dan agak tidak terduga.
Kekurangan Litium
Litium merupakan sumber daya alam terbatas yang sulit diekstraksi dan hanya ditemukan di belahan dunia tertentu. Produksi tidak mampu mengimbangi pertumbuhan permintaan, sehingga pasokan litium yang baru ditambang tetap lebih rendah dibandingkan seharusnya. Dampaknya adalah Demand Shock. Selama periode 2016 hingga 2018, permintaan litium meningkat lebih dari dua kali lipat, sehingga meningkatkan harga rata-rata per metrik ton dari $8.650 pada tahun 2016 menjadi $17.000 pada tahun 2018. Selama dekade terakhir, peningkatan permintaan mobil listrik dari perusahaan seperti Tesla Motors (TSLA) telah meningkatkan pangsa pasar keseluruhan mobil ini menjadi lebih dari 4% penjualan mobil pada tahun 2022. Permintaan baterai litium untuk menggerakkan mobil juga meningkat tajam, dan agak tidak terduga. Selama masa ini, permintaan terhadap kendaraan listrik dan juga ponsel, laptop, dan tablet bertenaga baterai melonjak.
Dari tahun 2020 hingga 2022, harga litium kembali naik lebih dari dua kali lipat. Pasalnya, pandemi COVID-19 pada awalnya menyebabkan penurunan permintaan yang menyebabkan harga satu metrik ton Li turun menjadi $8.000. Namun, seiring pulihnya perekonomian, harga dengan cepat melonjak menjadi $17.000 sekali lagi pada akhir tahun 2021. Biaya tersebut telah dibebankan kepada konsumen, sehingga meningkatkan harga mobil listrik dalam kondisi Demand Shock yang positif.
Demand Shock Negatif
Tabung sinar katoda adalah contoh Demand Shock negatif. Pengenalan televisi layar datar berbiaya rendah menyebabkan permintaan TV tabung sinar katoda dan layar komputer turun hingga hampir nol dalam beberapa tahun saja. Bukan suatu kebetulan, diperkenalkannya layar datar berbiaya rendah menyebabkan pekerjaan servis yang biasa dilakukan, yaitu tukang reparasi televisi, menjadi hampir punah.